ini adalah pengalamanku yang kesekian kalinya bersetubuh dengan
wanita setengah baya Kejadiannya pada saat kenaikkan kelas, aku mendapat
liburan satu bulan dari sekolah Untuk mengisi waktu liburanku, aku
mengiyakan ajakan Mas Iwan sopir Pak RT tetanggaku untuk berlibur
dikampungnya Disebuah desa di Jawa Barat
Katanya, sekalian mau
nengok istrinya Aku tertarik omongan Mas Iwan bahwa gadis-gadis di
kampungnya cantik-cantik dan mulus-mulus Aku ingin buktikan omongannya
Dengan mobil pinjaman dari ayahku, kami berangkat ke sana Setelah
menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya sekitar jam 5 sore kami
tiba di kampungnya
Rumah Mas Iwan berada cukup jauh dari rumah
tetangganya Rumahnya cukup bagus, untuk ukuran di kampung, bentuknya
memanjang di rumah Mas Iwan kami disambut oleh Mbak Irma, istrinya dan
Tante Sari mertuanya Ternyata Mbak Irma, istri Mas Iwan, seorang
perempuan yang sangat cantik
Kulitnya putih bersih dan bodynya
sangat seksi Sedangkan Tante Sari tak kalah cantiknya dengan Mbak Irma
Meskipun sudah berumur 40an, kecantikannya belum pudar Bodinya tak kalah
dengan gadis remaja Oh ya, Tante Sari bukanlah ibu kandung Mbak Irma
Tante Sari kawin dengan Bapak Mbak Irma, setelah ibu kandung Mbak Irma
meninggal Tapi setelah lima tahun menikah, bapak Mbak Irma yang
meninggal, karena sakit Jadi sudah sepuluh tahun Tante Sari menjanda
Sekitar
jam 20 00 WIB, Mas Iwan mengajakku makan malam ditemani Mbak Irma dan
Tante Sari Sambil makan kami ngobrol diselingi gelak tawa Walaupun kami
baru kenal, tapi karena keramahan mereka kami serasa sudah lama kenal
Selesai
makan malam Mas Iwan dan Mbak Irma permisi mau tidur Mungkin mereka
sudah tak sabar melepaskan hasrat yang sudah lama tak tersalurkan
Tinggal aku dan Tante Sari yang melanjutkan obrolan Tante Sari
mengajakku pindah ke ruang tamu Pas di depan kamar Mas Iwan
Saat
itu Tante Sari hanya mengenakan baju tidur transparan tanpa lengan
Hingga samar-samar aku dapat melihat lekuk-lekuk tubuhnya yang sexy
Tante Sari yang seksi duduk seenaknya hingga gaunnya sedikit tersingkap
Aku yang duduk dihadapannya dapat melihat paha mulusnya, membangkitkan
nafsu birahiku Penisku menegang dari balik celanaku Tante Sari
membiarkan saja aku memelototi paha mulusnya Bahkan dia semakin lebar
saja membuka pahanya
Semakin malam obrolan kami semakin hangat
Tante Sari menceritakan, semenjak suaminya meninggal, dia merasa sangat
kesepian Dan aku semakin bernafsu mendengar ceritanya, bahwa untuk
menyalurkan hasrat birahinya, dia melakukan onani Kata-katanya semakin
memancing nafsu birahiku
Aku tak tahan, nafsu birahiku minta
dituntaskan Akupun pergi kekamar mandi Sampai di kamar mandi,
kukeluarkan penisku dari balik celanaku Kukocok-kocok sekitar lima belas
menit Dan crot! crot! crot! Spermaku muncrat kelantai kamar mandi Lega
sekali rasanya
Setelah menuntaskan hasratku, aku balik lagi ke
ruang tamu Alangkah terkejutnya aku Disana di depan jendela kamar Mas
Iwan yang kordennya sedikit terbuka kulihat Tante Sari sedang mengintip
ke dalam kamar, Mas Iwan yang sedang bersetubuh dengan istrinya
Nafas
Tante Sari naik turun, tangannya sedang meraba-raba buah dadanya Nafsu
birahiku yang tadi telah kutuntaskan kini bangkit lagi melihat
pemandangan di depanku Tanpa berpikir panjang, kudekap tubuh Tante Sari
dari belakang, hingga penisku yang sudah menegang menempel hangat pada
pantatnya, hanya dibatasi celanaku dan gaun tidurnya
Tanganku
mendekap erat pinggang rampingnya Dia hanya menoleh sekilas, kemudian
tersenyum padaku Merasa mendapat persetujuan, aku semakin berani
Kupindahkan tanganku dan kususupkan kebalik celana dalamnya Kuraba-raba
bibir vaginanya
“Ohh Don Enakk,” desahnya, ketika kumasukkan
jari-jariku ke dalam lubang vaginanya yang telah basah Setelah puas
memainkan jari-jariku dilubang vaginanya, kulepaskan dekapan dari
tubuhnya Kemudian aku berjongkok di belakangnya Kusingkapkan gaun
tidurnya dan kutarik celana dalamnya hingga terlepas
Kudekatkan
wajahku ke lubang vaginanya Kusibakkan bibir vaginanya lalu kujulurkan
lidahku dan mulai menjilati lubang vaginanya dari belakang, sambil
kuremas-remas pantatnya Tante Sari membuka kedua pahanya menerima
jilatan lidahku Inilah vagina terindah yang pernah kurasakan
“Oohh
Don Nik mat,” suara Tante Sari tertahan merasakan nikmat ketika lidahku
mencucuk-cucuk kelentitnya Dan kusedot-sedot bibir vaginanya yang merah
“Ohh Don Luarr Biasaa Enakk Sedott terus,” pekiknya semakin keras
Cairan
kelamin mulai mengalir dari vagina Tante Sari Hampir setiap jengkal
vaginanya kujilati tanpa tersisa Tante Sari menarik vaginanya dari
bibirku, kemudian membalikkan tubuhnya sambil memintaku berdiri Dia
mendorong tubuhku ke dinding Dengan cekatan ditariknya celanaku hingga
terlepas, maka penisku yang sudah tegang, mengacung tegak dengan
bebasnya
“Ohh Luar biaassaa Don Besar sekali,” serunya kagum “Isepp Tante, jangan dipandang aja,” pintaku
Tante
Sari mengabulkan permintaanku Sambil melepaskan gaun tidurnya, dia lalu
berjongkok dihadapanku Wajahnya pas di depan selangkanganku Tangan
kirinya mulai mengusap-usap dan meremas-remas buah pelirku
Sedangkan
tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal penisku dengan irama pelan tapi
pasti Mulutnya didekatkan kepenisku dan dia mulai menjilati kepala
penisku Lidahnya berputar-putar dikepala penisku Aku meringis merasakan
geli yang membuat batang penisku semakin tegang
“Ohh Akhh Tan Te
Nikk matt,” seruku tertahan, ketika Tante Sari mulai memasukkan penisku
kemulutnya Mulutnya penuh sesak oleh batang penisku yang besar dan
panjang penisku keluar masuk di mulutnya Tante Sari sungguh lihai
memainkan lidahnya Aku dibuatnya seolah-olah terbang keawang-awang
Tante
Sari melepaskan penisku dari kulumannya setelah sekitar lima belas
menit Kemudian dia memintaku duduk dilantai Dia lalu naik kepangkuanku
dengan posisi berhadapan Diraihnya batang penisku, dituntunnya ke lubang
vaginanya
Perlahan-lahan dia mulai menurunkan pantatnya Kurasakan
kepala penisku mulai memasuki lubang yang sempit Penisku serasa dijepit
dan dipijit-pijit Mungkin karena sudah sepuluh tahun tidak pernah
terjamah laki-laki Meski agak susah, akhirnya amblas juga seluruh batang
penisku ke dalam lubang vaginanya
Tante Sari mulai
menaik-turunkan pantatnya, dengan irama pelan Diiringi desahan-desahan
lembut penuh birahi Sesekali dia memutar-mutar pantatnya, penisku serasa
diaduk-aduk dilubang vaginanya Aku tak mau kalah, kuimbangi gerakkannya
dengan menyodok-nyodokkan pantatku ke atas Seirama gerakkan pantatnya
Oh,
senangnya melihat penisku sedang keluar masuk vaginanya Bibirku
menjilati buah dadanya secara bergantian, sedangkan tanganku mendekap
erat pinggangnya Semakin lama semakin cepat Tante Sari yang seksi menaik
turunkan pantatnya Nafasnya tersengal-sengal Dan kurasakan vaginanya
berkedut-kedut semakin keras
“Ohh Don Aku Mau Keluarr,” pekiknya
“Tahan Tan Te Akuu Belumm Mauu,”sahutku “Akuu Tak Tahann Sayang,”
teriaknya keras Tangannya mencengkeram keras punggungku “Akuu Ke Ke
Luarr Sayangg,” jeritnya panjang
Tante Sari yang seksi tak dapat
menahan orgasmenya, dari vaginanya mengalir cairan yang membasahi
seluruh dinding vaginanya Tante sari turun dari pangkuanku lalu
merebahkan tubuhnya dipangkuan Kepalanya berada pas diselangkanganku
Tangannya mengocok-ngocok pangkal penisku Dan mulutnya mengulum kepala
penisku dengan lahapnya
Perlakuannya pada penisku membuat penisku
berkedut-kedut Seakan-akan ada yang mendesak dari dalam mau keluar Dan
kurasakan orgasmeku sudah dekat Kujambak rambutnya dan kubenamkan
kepalanya keselangkanganku Hingga penisku semakin dalam masuk kemulutnya
“Akhh
Tante Akuu Mau keluarr,” teriakku “Keluarin Dimulutku sayang,” sahutnya
Tante sari semakin cepat mengocok dan mengulum batang penisku Diiringi
jeritan panjang, spermaku muncrat ke dalam mulutnya “Ohh Kamu Hebatt
Don, aku puas,” pujinya, tersenyum ke arahku Tanpa rasa jijik sedikitpun
dia menjilati dan menelan sisa-sisa spermaku
Suara ranjang
berderit di dalam kamar, membuat kami bergegas memakai pakaian dan pergi
ke kamar mandi membersihkan badan Kemudian masuk ke kamar Masing-masing
Beberapa menit kemudian kudengar langkah kaki Mbak Irma ke kamar mandi
Dari
balik jendela kamarku dapat kulihat Mbak Irma yang seksi hanya
mengenakan handuk yang yang dililitkan ditubuhnya Memperlihatkan paha
mulus dan tubuh seksi nya Membuatku mengkhayal, alangkah senangnya bisa
bersetubuh dengan Mbak Irma
Sekitar jam 02 00 dinihari, aku
terbangun ketika kurasakan ada yang bergerak-gerak di selangkanganku
Rupanya Tante Sari sedang asyik mengelus-elus buah pelirku dan menjilati
batang penisku
“Akhh terus Tante terus,” gumanku tanpa sadar,
ketika dia mulai mengulum batang penisku Dengan rakus dia melahap
penisku Sekitar sepuluh menit berlalu kutarik penisku dari mulutnya
Kusuruh dia menungging, dari belakang kujilati lubang vaginanya,
bergantian dengan lubang anusnya
Setelah kurasa cukup, kuarahkan
penisku ke lubang vaginanya yang basah dan memerah Sedikit demi sedikit
penisku memasuki lubang vaginanya Semakin lama semakin dalam, hingga
seluruh batang penisku amblas tertelan lubang vaginanya
Aku mulai memaju mundurkan pantatku, hingga penisku keluar masuk lubang vaginanya Sambil kuremas-remas pantatnya
“Ooh Don Nikk Matt Bangett,” rintihnya
Aku
semakin bernafsu memaju mundurkan pantatku Tante sari yang seksi
mengimbangi gerakkanku dengan memaju mundurkan juga pantatnya, seirama
gerakkan pantatku Membuat buah dadanya bergoyang-goyang Semakin lama
semakin cepat gerakkan pantatnya
“Don Donnii Akuu Tak Tahann,” jeritnya “Akuu Mauu Ke Keluarr,” imbuhnya
Kurasakan vaginanya berkedut-kedut dan menjepit penisku Tangannya mencengkeram dengan keras diranjang
“Ooh Oo Aku Keluarr,” lolongnya panjang
Dan
kurasakan ada cairan yang merembes membasahi dinding-dinding vaginanya
Tante Sari yang seksi terlalu cepat orgasme, sedangkan aku belum apa-apa
Aku tak mau rugi, aku harus puas, pikirku Kucabut penisku dari lubang
vaginanya dan kuarahkan ke lubang anusnya
“Akhh Donn Jangann
Sakitt,” teriaknya, ketika kepala penisku mulai memasuki lubang anusnya
Aku tak memperdulikannya Kudorong pantatku lebih keras hingga seluruh
batang penisku masuk ke lubang anusnya Dan kurasakan nikmatnya jepitan
lubang anusnya yang sempit Perlahan-lahan aku mulai menarik dan
mendorong pantatku, sambil memasukkan jari-jariku ke lubang vaginanya
Tante sari yang seksi menjerit-jerit merasakan nikmat dikedua lubang
bawahnya
“Enak khan Tante?” tanyaku “Hemm Enakk Banget Sayang,” sahutnya sedikit tersipu malu
Semakin
lama semakin cepat kusodok lubang anusnya Sambil kutepuk-tepuk
pantatnya Kurasakan penisku berkedut-kedut ketika orgasmeku akan tiba
dan crott! crott! crott! Kutumpahkan spermaku dilubang anusnya
“Penismu
yang pertama sayang, memasuki lubang anusku,” katanya sambil
membalikkan tubuhnya dan tersenyum padaku “Kamu luar biasa Don, belum
pernah kurasakan nikmatnya bersetubuh seperti ini,” imbuhnya “Tante mau
khan, setiap malam kusetubuhi?” tanyaku “Siapa yang menolak diajak
enak,” sahutnya seenaknya
Sejak saat itu, hampir setiap malam
kusetubuhi Tante sari Ibu tiri Mbak Irma yang haus sex, yang hampir
sepuluh tahun tidak dinikmatinya, sejak kematian suaminya Tak terasa
sudah lima hari aku berada di rumah Mas Iwan
Selama lima hari pula
aku menikmati tubuh Tante Sari, mertuanya yang haus sex Tante Sari yang
sepuluh tahun menjanda, betul-betul puas dan ketagihan bersetubuh
denganku Meski telah berusia setengah baya, tapi nafsu birahinya masih
meletup-letup, tak kalah dengan gadis remaja
Sore itu, sehabis
mandi dan berpakaian, Mas Iwan yang seksi mengajakku jalan-jalan Katanya
mau ketemu seorang teman yang sudah lama dirindukannya Setelah menempuh
perjalanan sekitar satu jam, sampailah kami di rumah teman Mas Iwan
Sebuah
rumah yang berada dikawasan yang cukup elite Kedatangan kami disambut
dua orang wanita kakak beradik, Mbak Rina dan Mbak Vira Keduanya
sama-sama cantik dan seksi Mas Iwan memperkenalkanku pada kedua teman
wanitanya
“Mas Iwan, aku kangen banget,” katanya sambil memeluk Mas Iwan “Aku juga Rin,” sahut Mas Iwan
Sambil
meminum kopi susu yang disuguhkan Mbak Rina, kami bercakap-cakap Mbak
Rina duduk dipangkuan Mas Iwan Dan Mas Iwan merangkulnya dengan mesra
Mbak Rina tanpa malu-malu menceritakan, kalau Mas Iwan adalah pacar
pertamanya dan Mas Iwanlah yang membobol perawannya
Mbak Vira
hanya tersenyum mendengar cerita kakaknya yang blak-blakan Makin lama
kelakuan Mbak Rina yang seksi makin mesra saja Tanpa malu-malu, dia
mengecup dan melumat bibir Mas Iwan dan Mas Iwan menyambutnya dengan
sangat bernafsu Aku jadi risih menyaksikan kelakuan mereka Sekitar
sepuluh menit mereka bercumbu di depan kami
“Kita lanjutin di
kamar aja say,” kata Mbak Rina pada Mas Iwan Mas Iwan mengangguk tanda
setuju, sambil membopong tubuh Mbak Rina ke dalam kamar “Kalian jangan
ngintip ya,” kata Mas Iwan pada kami sambil tersenyum
Aku dan Mbak
Vira hanya bengong melihat kemesraan mereka Tanpa menghiraukan larangan
Mas Iwan, Mbak Vira beranjak dari tempat duduknya sambil meraih
tanganku menuju kamar Mbak Rina Kami kemudian berdiri di depan pintu
kamar Mbak Rina yang terbuka lebar
Dari situ aku dan Mbak Vira
melihat Mas Iwan merebahkan tubuh Mbak Rina yang seksi diatas ranjang
dan mulai melepaskan gaun Mbak Rina Aku terkesima melihat mulusnya dan
seksi nya tubuh Mbak Rina, ketika seluruh pakaiannya dibuka Mas Iwan
Nafsu
birahiku tak tertahankan lagi, penisku menegang dibalik celanaku Tanpa
sadar kupeluk tubuh Mbak Vira yang berdiri di depanku Mbak Vira diam
saja dan membiarkanku memeluknya Malah tangan dibawa ke belakang dan
disusupkan ke balik celanaku Mendapat perlakuan seperti itu, nafsuku
semakin memuncak dan penisku semakin menegang Apalagi saat Mbak Vira
menggerak-gerakkan tangannya mengocok-ngocok batang penisku
Sementara
di dalam kamar, Mas Iwan menarik tubuh Mbak Rina ketepi Ranjang Kedua
paha Mbak Rina dibukanya lebar-lebar Maka terpampanglah vagina Mbak Rina
yang indah, dihiasi bulu-bulu yang dicukur rapi Mas Iwan kemudian
berjongkok dan mendekatkan mulutnya kebibir vagina Mbak Rina
“Ohh
Say Yang Nikk Mat,” desah Mbak Rina tertahan, ketika Mas Iwan mulai
menjilati vaginanya Lidah Mas Iwan menari-nari dan mencucuk-cucuk vagina
Mbak Rina Pantat Mbak Rina terangkat-angkat menyambut jilatan Mas Iwan
Kedua pahanya terangkat dan menjepit kepala Mas Iwan
“Sudah Say
Aku nggak tahan Masukin punyamu say,” pinta Mbak Rina yang seksi penuh
nafsu Mas Iwan kemudian berdiri dan melepaskan semua pakaiannya
Dengan
sedikit membungkukkan badannya, Mas Iwan memegang penisnya dan
mengarahkannya ke lubang vagina Mbak Rina yang telah basah dan merah
merekah Slepp! Kepala penis Mas Iwan mulai memasuki vagina Mbak Rina
“Aow
terus Say terus Genjot,” seru Mbak Rina, ketika Mas Iwan mulai
mendorong pantatnya naik turun Penisnya keluar masuk dari vagina Mbak
Rina
Melihat Mas Iwan dan Mbak Vira sedang bersetubuh di depanku,
membuat nafsu birahiku semakin tinggi Kususupkan tanganku ke balik
celana dalamnya Dapat kurasakan vaginanya yang telah basah, pertanda
Mbak Vira juga bangkit nafsu birahinya
Kucucuk-cucuk vaginanya
dengan jari-jariku Dia mendesah penuh nafsu Mbak Vira mengimbangi dengan
semakin cepat mengocok-ngocok penisku Sekitar sepuluh menit Mbak Vira
yang seksi mengocok penisku Mbak Vira kemudian menyudahi kocokkannya dan
membalikkan badannya, menghadap ke arahku Ditariknya celanaku hingga
terlepas
Setelah celanaku terlepas, keluarlah penisku yang tegang
penuh dan mengacung-acung dengan bebasnya Mbak Vira terpukau melihat
penisku yang besar dan panjang Mbak Vira kemudian berjongkok dikakiku,
wajahnya berada pas di depan selangkanganku Mbak Vira mendekatkan
mulutnya kebatang penisku Mula-mula dia menjilati penisku dari kepala
hingga pangkalnya Terus dia mulai mengulum dan menghisap kepala penisku
Kemudian
sedikit demi sedikit batang penisku dimasukkannya ke dalam mulutnya
sampai kepala penisku menyodok ujung mulutnya Dan mulutnya penuh sesak
oleh batang penisku Dengan lihainya, Mbak vira mulai memaju-mundurkan
mulutnya, membuat penisku keluar-masuk dari dalam mulutnya Mataku
merem-melek merasakan nikmat dan badanku serasa panas dingin merasakan
kulumannya
Mbak Vira sangat lihai mengulum penisku Kudorong maju
pantatku dan kujambak rambutnya, membenamkan kepalanya ke selangkanganku
Sekitar lima belas menit berlalu Mbak Vira yang seksi menyudahi
kulumannya, dan melepaskan seluruh pakaiannya Kemudian dia berdiri
menghadap ke dinding
“Oohh Akhh Akuu nggak tahann Don,” serunya tertahan “Entot aku Entott Don,” imbuhnya
Kutarik
sedikit tubuhnya dari belakang, hingga dia menungging Kuraih batang
penisku dan kuarahkan pas ke lubang vaginanya Dan aku mulai mendorong
maju pantatku, hingga kepala penisku masuk ke lubang vaginanya
“Aow
Pelan-pelan Don,” pekiknya, ketika seluruh batang penisku masuk ke
lubang vaginanya yang masih sempit Pekikkan yang keluar dari mulutnya
membuatku semakin bernafsu dan pelan-pelan kumaju-mundurkan pantatku
“Akhh
Enakk Don Enakk Banget,” desahnya sambil menoleh ke belakang sambil
tersenyum padaku “Akhh Akuu Ke luarr, Rin,” teriakkan Mas Iwan dari
dalam kamar mengejutkanku, namun tak menghentikan sodokkanku pada Mbak
Vira “Aku jugaa Sayang,” sahut Mbak Rina pada Mas Iwan
Sedetik
kemudian Mas Iwan dan Mbak Rina mencapai orgasme bersamaan Mas Iwan
menumpahkan spermanya di dalam vagina Mbak Rina Kemudian Mas Iwan
merebahkan tubuhnya disamping tubuh Mbak Rina, dan tertidur pulas
Sementara
itu, aku semakin cepat memaju-mundurkan pantatku, membuat Mbak Vira
berteriak-teriak saking nikmatnya Kurasakan vaginanya berkedut-kedut
semakin lama semakin cepat dan menjepit penisku
“Donn Donii Akuu
Mauu Keluarr,” teriaknya panjang “Tahann Mbak Aku Belum Apa-apa,”
sahutku “Akhh Akuu Tak Tahan Don Akuu,” jawabnya terputus dan vaginanya
semakin keras menjepit penisku
Tak lama kemudian Mbak Vira yang
seksi mencapai orgasme Kurasakan ada cairan-cairan yang merembes
didinding vaginanya Kucabut penisku dari lubang vaginanya dan kusuruh
dia berjongkok dihadapanku Kujambak rambutnya dan kubenamkan kepalanya
keselangkangku Mbak Vira mengerti maksudku Dia mulai menjilati dan
menghisap-isap penisku lalu mengulumnya Sambil tangan kirinya
mengusap-usap buah pelirku
Sedetik kemudian Mbak Rina datang
membantu, dan langsung berjongkok dihadapanku Lidahnya dijulurkan untuk
menjilati buah pelirku Tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal penisku
Secara bergantian, kakak beradik, Mbak Rina dan Mbak Vira,
mengocok-ngocok, menjilati dan mengulum penisku Penisku keluar dari
mulut Mbak Vira kemudiam masuk ke mulut Mbak Rina, kemudian keluar dari
mulut Mbak Rina lalu masuk kemulut Mbak Vira, begitulah seterusnya
Hingga kurasakan penisku berkedut-kedut
“Mbakk Akuu Mauu Ke Keluarr,” jeritku “Keluarin di mulutku Don,” sahut mereka hampir bersamaan
Dan
crott! crott! crott! Spermaku muntah dimulut Mbak Vira yang seksi yang
sedang kebagian mengulum Mbak Vira menelan spermaku tanpa rasa jijik
sedikitpun Kemudian Mbak Rina merebut penisku dari Mbak Vira dan
memasukkan ke mulutnya Dan tak mau kalah dengan adiknya, sisa-sisa
spermaku dihisap dan dijilatinya sampai bersih
“Kamu puas Don,” kata Mbak Vira
“Puas sekali Mbak, Mbak berdua luar biasa,” sahutku
“Kamu mau yang lebih seru nggak,”kata Mbak Rina
“Mau, mau Mbak,”sahutku
Mereka
kemudian mengajakku ke kamarnya, dimana Mas Iwan sedang tertidur pulas
sehabis bersetubuh dengan Mbak Rina Mbak Rina menyuruhku tidur
terlentang diranjang Mbak Rina kemudian menarik kakiku, hingga pantatku
berada ditepi ranjang dan kakiku menjuntai kelantai
Lalu Mbak Rina
berjongkok dilantai dengan wajah berada pas di depan selangkanganku
Mbak Rina mulai mengusap-usap dan mengocok-ngocok batang penisku yang
masih layu, sehabis orgasme Kurasakan sedikit ngilu tetapi kutahan
Mbak
Rina yang seksi menyudahi usapan dan kocokannya Dan mulai menjilati dan
menghisap-isap penisku dimulai dari kepala hingga pangkal penisku
dijilatinya Lidahnya berputar-putar dan menari-nari diatas batang
penisku Puas menjilati penisku, Mbak Rina kemudian memasukkan penisku ke
mulutnya
Hampir seluruh batang penisku masuk kemulutnya Dan
kurasakan sedikit demi sedikit penisku mulai menegang didalam mulutnya,
hingga mulutnya penuh sesak oleh batang penisku yang sudah tegang penuh
Mbak Rina sangat pintar membangkitkan birahiku Mulutnya maju mundur
mengulum penisku Pipinya sampai kempot, saking semangatnya mengulum
penisku
Melihat kakaknya yang sedang menjilati dan mengulum batang
penisku, Mbak Vira nafsunya bangkit lagi Dia meraba-raba dan memasukkan
jari-jari tangan kirinya ke dalam vaginanya sendiri, sedangkan tangan
kanannya meremas-remas buah dadanya hingga mengeras dan padat Diiringi
desahan-desahan penuh birahi
Puas bermain-main dengan vagina dan
buah dadanya sendiri, Mbak Vira yang seksi kemudian naik ke atas tubuhku
Dan mengangkangi wajahku Lubang vaginanya berada pas diatas wajahku Dia
menurunkan pantatnya, hingga bibir vaginanya menyentuh mulutku
Kujulurkan
lidahku untuk menjilati vaginanya yang telah basah Kucucuk-cucuk dan
kusedot-sedot klitorisnya, dia mengerang-erang merasakan nikmat Mbak
Vira menarik rambutku, membenamkan wajahku diselangkangannya Kepalaku
dijepit dengan kedua paha mulusnya
Kini kami bertiga, aku dan
kakak beradik sedang berlomba mencari kepuasan Mbak Vira sedang kujilati
vaginanya, sedangkan pada bagian bawah tubuhku Mbak Rina dengan asiknya
mengulum batang penisku Beberapa waktu berlalu Mbak Rina melepaskan
kulumannya, dan berjongkok diatas selangkanganku Dengan tangannya,
diraihnya batang penisku dan diarahkannya ke lubang vaginanya Bless!
Dengan sekali dorongan pantatnya, masuklah seluruh batang penisku ke
dalam vaginanya yang basah tapi hangat
Lalu Mbak Rina menaik
turunkan pantatnya, sambil mengeluarkan desahan-desahan nikmat dari
mulutnya Sesekali pantatnya diputar-putar hingga penisku serasa
dipelintir Saat menikmati goyangan Mbak Rina, aku terus menjilati vagina
Mbak vira sambil memasukkan jari-jariku ke lubang anusnya Sedang
asiknya aku menjilati vagina Mbak Vira, kurasakan vaginanya
berkedut-kedut
Beberapa detik kemudian ada cairan yang keluar dari
dalam vaginanya Mbak Vira yang seksi mencapai orgasme Pahanya makin
keras menjepit kepalaku Tanpa rasa jijik kusedot dan kutelan cairan
vaginanya Dan dalam waktu yang hampir bersamaan, Vagina Mbak Rina juga
berkedut-kedut, otot-otot vaginanya menegang
“Ohh Don Aku Keluar,” teriak Mbak Rina
Air
maninya mengaliri deras dan membasahi batang penisku Kemudian dia
terkulai lemas sampingku Membuat penisku yang masih tegang terlepas dan
mengacung-acung Mbak vira yang kondisi sudah pulih sehabis orgasme,
kemudian berjongkok diatas selangkanganku, menggantikan kakaknya
Piraihnya
penisku dan diarahkannya ke lubang anusnya Mbak Vira menurunkan
pantatnya sedikit demi sedikit hingga seluruh batang penisku masuk ke
lubang anusnya Kurasakan penisku seperti dijepit dan dipijit-pijit oleh
sempitnya lubang snusnya
“Oohh Mbak Nikk Matt Enakk,”teriakku,
ketika Mbak Vira mulai menaik turunkan pantatnya, membuat penisku keluar
masuk dari lubang anusnya Sesekali dia menggoyang-goyangkan pantatnya
ke kiri dan ke kanan, membuatku merasakan nikmat yang luar biasa Sekitar
tiga puluh menit Mbak Vira yang seksi menggenjot tubuhku
“Mbakk Akuu Ke Keluarr,” jeritku
Kurasakan
penisku berkedut-kedut dan crott! crott! crott! kutumpahkan seluruh
spermaku di dalam lubang anusnya Mbak Vira yang seksi kemudian
merebahkan tubuhnya diatas tubuhku Sambil menindihku dia tersenyum puas
Malam itu, aku dan Mas Iwan menginap disana.
Dan ber pesta seks sampai pagi, sampai kami sama-sama puas dan kelelahan
0 komentar:
Posting Komentar