Seorang gadis lulusan akademi perawat dengan polosnya dia mau
menyerahkan keperawanannya oleh seorang dokter praktek. Dokter itu
memperawani Ratih dengan alasan untuk tes kesehatan sebelum Ratih
bekerja di kliniknya.
Posisisex-Namaku Ratih usiaku 24 tahun , aku baru saja wisuda
menempuh pendidikan D3 kesehatan. Aku terlahir sebagai wanita yang lugu
tidak neko-neko. Orangtuaku bekerja di kantor swasta, aku anak kedua
dati tiga bersaudara. Kakakku sudah sukses menjadi pengusaha, sedangkan
adikku masih duduk di bangku SMA.
Setelah wisuda aku berfikir semua menjadi lebih baik tidak di pusingkan
dengan tugas-tugas kuliah. Namun di luar sana ternyata persaingan makin
ketat dalam mencari pekerjaan. Aku melamar di banyak instansi namun
selalu saja tidak di terima. Orangtuaku menyarankan agar berkuliah lagi
namun aku enggan.
Aku sudah cukup berfikir keras selama kuliah. Rasanya udah capek
mikir pengennya punya uang banyak dari jerih payahnya sendiri. Aku
selalu mencoba berusaha dan berdoa agar diberkan jalan yang lurus-lurus
aja. Tapi jika belum rejeki apalah daya, padahal IP ku tinggi dan
memenuhi syarat. Pada test tertentu aku selalu gugur.
Teman-temanku banyak yang menjadi asisten dokter. Apa aku harus coba itu
saja ya, mereka cantik-cantik dan cara bicaranya dapat meyakinkan
pasiennya. Aku harus banyak belajar lagi, kalau kata temanku aku itu
cupu. Pengalamannya kurang luas, aku kutu buku orangnya. Banyak yang
bilang aku terlalu lugu aku harus merubah penampilanku agar lebih
menarik.
Tapi sama aja kalau gaya bicaraku katrok. Hmmmm…aku stress berat
mencari pekerjaan kesana kemari di tolak. Selama setahun aku menganggur
membantu kakakku di kantornya sembari menunggu lamaran yang aku masukkan
di beberapa instansi. Pada akhirnya ada salah satu temanku yang
menghubungi aku,
“halo…Ratih apa kabar?”
“ini siapa ya?”
“eh kamu lupa ya sama aku, aku Indah teman kuliah kamu…”
“oh iya Indah hp aku hilang semua kontak nya jadi aku tidak menghubungi siapapun…”
“kamu bekerja dmn, eh sekarang aku didesa menjadi asisten dokter ramai
sekali pasiennya tapi aku mau resign karena harus ikut orang tua ku
pindah ke Jakarta..”
“disini susah cari pekerjaan , kamu malah mau keluar. Huuufffttt…..”
“wah kebetulan kamu pengen kerja ya Tih? Kamu kirim aja lamaran kamu nanti pasti diterima deh kan gantiin posisiku gimana?”
“wahhh..boleh juga tuuhh….kirim alamatnya dong makasih banyak ya…”
“ya nanti aku kirim di WA kamu ya, segera masukkan lamarannya. Yaudah bye…”
Aku seneng sekali yang pasti ada sedikit harapanbekerja sesuai bidangku.
Aku segera melengkapi lamaran dan syaratnya, tak apalah tinggal di desa
terpencil banyak pengalaman pastinya. Aku benar-benar udah tidak sabar
pengen cepat kerja. Aku mengirimkan lamaran via Pos, sekitar 3 hari
lamaran itu sampai tujuan. Indah langsung mengabari aku jika surat
lamaran sampai dengan selamat.
Kesempatan memang tidak datang dua kali seklainya ada aku harus
segera sigap. Aku menunggu kabar dari Indah sekitar 2 minggu bagiku
penantian yang sangat lama. Aku setiap hari menelfon dia, katanya sih
ada beberapa yang melamar. Tapi Indah mengajukan aku karena aku
temannya. Di klinik itu ada 3 asisten dokter katanya, kan di sift pagi
siang malam secara bergantian.
Dokter di klinik itu hanya satu jadi ramai sekali pasiennya. Aku
semakin bersemangat kala itu, 2 minggu berlalu. Aku terbangun pagi hari
karena Indah menelfonku dia bilang aku harus segera kesana untuk review
dengan dokternya langsung di hari libur. Kalau hari biasa dokter tidak
bisa karena ramai pasien. Pada waktu itu hari Minggu,sabtu sorenya aku
berangkat naik kereta.
Orangtua selalu mendukung aku walaupun aku cupu tapi aku mandiri. Kemana
aja aku selalu sendiri orangtua tidak pernah mengantar aku. Aku naik
kereta jam 7 malam sampai di tujuan jam 3 pagi. Aku dijemput Indah di
stasiun. Aku diajaknya di klinik. Indah kost di dekat klinik
berdampingan gitu kostnya. Jadi dekat jika ada apa-apa, kelak aku juga
menempati tempat Indah itu.
Sesampainya di tempat Indah aku langsung tanya-tanya apa saja yang
akan di tanyakan. Dia mengajariku cara menjawab dan memberi tahu apa
saja yang harus disiapkan. Waktu semakin cepat, tepat pukul 7 di mulai.
Ada 5 orang yang review, dan aku dapat nomer terakhir. Ya harus bersabar
lagi, memang semua butuh proses.
Aku memakai celana panjang dan kemeja aku di make up sama Indah
terlihat cantik sekali.sempat aku slefie dulu wah ternyata aku cantik
juga kalau pake make up. Aku memang harus merubah penampilan cupuku,
“eh lama sekali..aku udah nerveous nih…” ucapku
“udah biasa aja kali, yang pasti kamu di terima deh soalnya aku udah bilang sama Pak Hendry kalau kamu temanku…”
“aaahh masa sih makasih ya Indah…”jawabku dengan lugu.
Akhirnya aku masuk ke ruangan tepat pukul 2 siang, Indah tidak
menemani ku karena dia harus ke kota mengambil obat di gudang. Aku
berada di klinik itu sendirian sementara yang lain sudah pada pulang.
Kebetulan sekali aku bisa focus dengan pertanyaan karena suasana hening,
“silahkan masuk mbak…” ucap dokter itu.
“iya pak terimakasih…”
Pas masuk pak Hendry dokter muda yang usianya sekitar 37 tahun itu
menatapku dengan tajam. Aku takut apa ada yang salah dengan penampilan
ku. Aku terus measa tidak PD ketika itu. Aku duduk berhadapn dengannya,
matanya tajam memandangku. Aku menunundukkan kepala terus. Aku merasa
ada yang aneh, sekitar 15 menit terdiam hanya memandangiku.
“ehemmm…maaf mbak saya terpesona dengan kecantikan kamu…”
Tanpa berkata-kata mukaku merah merona dan aku tersipu malu saat itu.
Pak Hendry banyak pertanyaan tetapi pertanyaan yang dilontarkan tidak
ada yang sama dengan apa yang Indah katakan. Aneh sekali, pertanyaan itu
diantaranya usiaku, sudah menikah apa belum, sudah menstruasi belum,
jika menstruasi rutin apa tidak. Menurutku itu pertanyaan yang sangat
pribadi.
Tapi aku menjawab sesuai pertanyaannya dengan lugu. Mungkin dia ingin
tau pribadiku karena bekerja disini kan setiap hari ketemu dan
bertempat tinggal disini. Dengan bodohnya aku terus menjawab. Pak Hendry
tiba-tiba jalan dan mengunci pintu,
“mbak Ratih..jika ingin bekerja disini kamu harus di cek dulu
keperawanannya .. ada cacat di tubuhmu tidak kemudian ada penyakit yang
diderita tidak soalnya kalau keadaan sakit biasanya tidak saya
perbolehkan bekerja. Kerjaan disini sangat banyak setiap hari pasien
berdatangan dan kamu harus menulis semua laporan tepat pada
waktunya…bagaimana setuju?”
“emmm..eeemm…maksudnya apa saya kurang jelas pak saya nurut saja apa
yang dikatakan bapak yang penting saya bisa bekerja disini…”
“baguss..kamu memang sangat berminat untuk bekerja disini ya mbak…”
“iya pak…”
“sekarang mbak Ratih berbaring diatas kasur itu ya, saya akan melakukan pemeriksaan fisik dari ujung rambut hingga ujung kaki…”
Aku menurutinya dan aku berbaring , pak Hendry terus mendekati aku.
Dia melakukan pemeriksaan awalmya dari ujung rambut kemudian turun
kebawah,
“mbak tolong dilepas semua baju yang menutupi tubuhmu , biar saya mudah dalam melakukan pemeriksaan mbak…”
“saya lepas semua ya pak?”
“iya…pakailah celana dalam dan bra saja …”
Dengan santai dan bodohnya masih saja menuruti perkataannya. Aku melepas
kemejaku dan celana panjang. Terlihat lengkuk tubuhku payudaraku besar
tertutup bra. Mulusnya tubuhku dilihat pak Hendry, dia memeriksa detak
jantungku dengan stetoskop. Stetoskop di tekan-tekan didadaku hingga di
payudaraku,
“aaahhh pak..geli pak……”
Turun ke bawah hingga ke perutku dia mengelus-elus dengan perlahan.
Yang ada aku semakin merasa geli saat itu. Memekku yang masih tertutup
celana dalam di bukanya. Aku masih diam saja , pak Hendry mengelus-elus
memekku dengan manja. Dari atas hingga kebawah, selakanganku
dibelai-belai hingga tubuhku bergerak,
“aaaaaahhhh..pak,,,,,,aaaahhh…”
“tahan ya mbak..ini untuk mengetahui apakah mbak Ratih bisa merasakan
kenikmatan setiap saya belai, jika mbak Ratih merasakan kenikmatan
berarti syarat-syaraf sensitifnya masih normal..”
“berarti jika saya masih bisa merasakan geli dan kenikmatan itu normal ya pak…?”
“iya mbak…”
Setelah dia meraba memekku kembali pak Hendry terus membelai dari
atas turun ke bawah secara terus menerus. Bra ku pun di lepas payudara
yang montok itu dirabanya. Putting susuku diputar-putar dengan
jemarinya,
“aaaaahhh….pak…geli pak…..aaaaaaaaakkkhh…..”
Aku melihat pak Hendry memegang penisnya yang semakin tegak. Dia
genggam erat sembari tangan kanannya meremas dan memutar-mutar putting
susuku,
“aaaaahhhh…aaaaaakkkhhh….pak….geli..pak….aaakkkhhh…..”
Aku melihat pak Hendry melepas bajunya dia tampak telanjang sepertiku.
Aku tidak tahu apa maksudnya aku ketakutan jangan-jangan aku mau
diperkosa,
“aku akan melihat apakah kamu masih perawan ? itu diuji dengan
kejantananku jika sudah terbukti kamu maish perawan kamu akan saya
terima menjadi asistenku..”
“oh gitu ya pak…”
“iya, kamu harus menuruti semua permintaanku kamu akan merasakan kenikmatan ..”
Aku terus menuruti permintaannya pak Hendry berada diatasku, kita
sudah sama-sama telanjang. Pak Hendry mencium bibirku dengan perlahan
terus dia menciumiku. Tubuhku berperlukan dengan tubuh pak Hendry.
Payudaraku bergesekan dengan dadanya, nikmat sekali. Dia menciumiku
dengan sangat perlahan aku membalas ciumannya.
Setelah itu dia meraba payudaraku dan mengulum putting susuku. Kedua putting susuku di ciuminya aku tak tahan,
“aaaakkkhh….aaaaahhhh….aaakkkhh…..pak…..aaaaaaaaaakkkhhh…..”
Menciumi payudaraku terus putingku ditarik dengan bibirnya. Sangat
nikmat ketika itu secara bergantian putting kanan dan kiri. Tangannya
meremas-remas payudaraku aku semkain tak kuasa menahan kenikmatan itu.
Aku hanya pasrah menuruti semua permintaannya,
“oooohhh….aaaaaahhhh….aaaaaakkkkhh……”
Wajah pak Hendry memerah , penis pak Hendry bergesekan dengan
memekku. Bulu kemaluanku yang lebat itu menggesek-gesek dipenisnya. Aku
tak tahan terus dibuatnya melayang. Dia menciumi seluruh tubuhkku hingga
ke vaginaku. Selakangaku dijilati dengan lidah panjangnya,
“ooohh…aaaahhh…..ooooohhh….aaaahhhhh…..pak….aaaaahhhhhhh…”
Memekku dijilati dengan lidahnya terasa sangat nikmat. Lubang memekku
di jilati terus hingga aku mengeluarkan cairan. Lalu ujung penisnya
digesek-gesekkan ke lubang memekku. Karena licin terasa sekali
nikmatnya. Aku terus mendesah merasakan kenikmatan,
“aaaakkkhhh….aaaaaaahhh…..ooohh…..aaaaaakkhhh pak…..nikmat……”
Kemudian pak Hendry mencoba memasukkan penisnya ke dalam memekku.
Ujung penisnya sudah masuk ke dalam memekku aku merintih kesakitan,
“aaww…sakit…aaaakkkhhh sakit pak…lepaskannn..aaahhh….”
“nanti kalau sudah masuk pasti nikmat…”
Dia mengalihkan kesakitanku dengan meremas payudaraku dan mengulum
putting susuku. Sakit bercampur nikmat menjadi satu. Tubuhku terus
dibuatnya bergetar dan aku hanya bisa mendesah,
“aaaaahhhhh…..aaaaaaakkhh…pakk….aaahhh….”
Selaput keperawananku pecah mengeluarkan darah yang banyak, pak
Hendry mengelap darah itu. lalu dia memasukkan kembali penisnya. Aku
melihat gerakannya maju mundur, penisnya masuk kembali ke dalam lubang
memekku. Tekanan itu sangat keras penisnya seperti menusuk-nusuk
didalam,
“aaaakkhhh….aaaaaaahhhh….aaakkkhhh nikmat pak…aaahhhh…..”
Penis itu tertancap di dalam memekku, dia terus menggoyangkan
penisnya. Penis serasa bergoyang di dalam memekku. Tekanan semakin keras
saat itu, tubuhku terus menggeliat merasakan kenikmatan,
“aaaaaahhh…oohh….aaaakkhhh…..aaaahhhh…..pak……”
Hanya desahan yang bisa aku ucapkan. Aku tak sadar mengangkat
pantatku penisnya semakin terasa menancap di memekku. Gerakan itu
semakin cepat maju mundur bibir pak Hendry mengulum putting susuku,
“ooohhh….aaahhhh….aaaakkkhhhhhh…….ooohhh…pak…..aaakkhh……..ooohhhh….”
Dia membuat aku semakin bergairah siang itu, keringatku keluar
apalagi pak Hendry keringatnya jatuh bercucuran membasahi tubuhku. Cepat
dan keras tekanan itu membuat aku lemas tak berdaya,
“ooohh pak….aaaaahhhh…pak……”
Tak lama kemudian pak Hendry melepaskan penisnya dari memekku. Dan mengeluarkan cairan yang dia semprotkan di tubuhku,
“ccccrrrrrrroooootttt…..cccccrrrroootttt….ccccrrrrroooootttt…..cccrrrooooottt…..”
Cairan itu banyak dan kental membasahi tubuhku. Tampak wajah Pak Hendry lega,
“aaaaaaaaahhhhhh…….” Ucap pak Hendry.
Setelah itu aku membersihkan tubuhku dan memakai pakaianku kembali.
Aku sudah rapi dan aku duduk berhadapan dengan pak Hendry. Dia langsung
mengatakan bahwa aku diterima sebagai asistennya,
“mbak Ratih sudah terbukti keperawanannya, jadi saya terima sebagai asisten saya besok sudah mulai bekerja ya…”
“terimakasih pak saya sangat senang sekali..” jawab ku dengan polos.
Aku keluar dari ruangan itu dan segera menuju tempat tinggal Indah.
Tampak Indah tidur dengan pulas aku membangunkannya dan bilang bahwa aku
udah diterima sebagai asisten Pak Hendry. Aku tidak banyak cerita apa
saja yang dilakukan pak Hendry karena menurutku dia melakukan
pemeriksaan pada tubuhku. Jadi tidak perlu aku ceritakan dengan Indah.
Keesokan harinya aku sudah mulai bekerja sebagai asisten dokter itu.
Namun setiap bekerja dia selalu saja memintaku untuk melayaninya hingga
aku sadar bahwa dia hanya memanfaatkan kepolosaku. Aku menyadarinya
ketika sudah 3 bulan disana. Sekian.
0 komentar:
Posting Komentar