Dua orang muridnya yang cantik datang menyerahkan diri, cukup lama Pak Romi mengintai mangsanya dan akhirnya kerja kerasnya berhasil dengan gemilang, bayangkan betapa berat ia mencurahkan seluruh pikiran dan tenaganya siang dan malam demi dapat menikmati santapannya yang lezat dan nikmat.
Pak Romi tidak pernah merasa memaksa mereka, ia memberikan dua pilihan sebagai bentuk “demokrasi” ciptaannya, serahkan keperawanan kalian atau rekaman kalian akan segera beredar luas. Pak Romi mengunci pintu kantornya, kemudian segera menarik pergelangan tangan kedua gadis itu, dengan santai ia menyuruh keduanya agar duduk di atas meja, sedangkan ia sendiri duduk di atas kursi empuknya tepat di hadapan mereka. Rania dan Melly saling memandang kemudian tertunduk lesu tanpa daya.
“Kalian kenapa sichhh….??? Koq lemas gitu, padahalkan kalian ini biasanya hot banget……, sampe ngecrot barengan..He he he” Pak Romi terkekeh-kekeh, tangannya menyibakkan rok seragam Melly.
“Ehhhh….!! ” Pak Romi merasa tersinggung ketika Melly menepiskan tangannya, senyuman mesum mendadak hilang dari wajahnya, sambil menggeram ia bangkit dari kursinya dan
”Plakkkkkk!!! “
“Dengar baik-baik, bapak bisa melakukannya dengan kasar kalau kalian terus seperti ini, dasar murid tidak tahu diuntung, disuruh belajar yang enak-enak malah ngak mau, jarang bapak memberikan kesempatan seperti ini…!!”
“Jangan pakkk, jangan, tolong….jangan” Rania menahan tangan pak Romi yang melayang hendak kembali menampar wajah Melly.
“Hmmmmmhhh…….” Pak Romi mencoba meredakan emosinya.
“Baiklah, nama kamu Rania ya ??” Pak Romi membelai kepala gadis itu, Rania mengangguk kecil.
“Sekarang coba kamu ciuman dengan Melly, Bapak pengen lihat langsung, pengen nonton lesbian live show, hehehe….”
Rania menekan perasaannya, kemudian bibirnya mengejar bibir Melly, nafas Melly memburu antara marah dan nafsu yang perlahan-lahan mulai menggoyahkan, menghancurkan rasa marah dan kebencian dihatinya. Sang nafsu mengupas kemudian membasuh rasa marah di hati Melly, perlahan-lahan sang nafsu melemparkan jauh-jauh rasa risih yang mengganjal di dalam hati kedua pasangan lesbi itu, Pak Romi tersenyum kemudian duduk kembali di atas kursinya, berkali-kali kepala sekolah bejat itu menelan ludah ketika menyaksikan Rania dan Melly saling melumat dengan mesra
“Ckkk Ckkkk.. Ckkkkk…..” suara bibir kedua muridnya yang cantik terdengar saling berdecakan ketika mereka saling melumat dan mengulum.
Melly merapatkan kedua kakinya ketika merasakan rok seragamnya disibakkan ke atas oleh Pak Romi, pria itu tersenyum sambil menyibakkan rok seragam Rania.
“Ha Ha Ha.., wahh,!!, Ck ck Ck ” Pak Romi berdecak kagum sambil menatap tajam dua pasang paha kedua muridnya yang putih dan mulus, tangan kirinya bermain dipermukaan paha Rania sedangkan tangan kanannya bermain di permukaan paha Melly. Posisi kedua kaki yang merapat itulah yang sengaja dimanfaatkan oleh Pak Romi untuk meloloskan celana dalam kedua muridnya.
Tangan Pak Romi memaksa kedua paha Melly untuk mengangkang, ia menatap wajah Melly dengan tatapan sinisnya, kepala sekolah bejat itu merasa di atas angin karena Melly hanya terdiam pasrah tanpa daya, menatapnya dengan tatapan putus asa.
“Awwww…..!! ” Melly memiawik kaget ketika jari tangan Pak Romi mengusap selangkangannya yang mengangkang, tubuhnya tersentak seperti tersengat listrik merasakan usapan kurang ajar itu.
Wajah Melly merah padam, baru pertama kali ini selangkangannya dielus oleh jari tangan laki-laki, bahkan kini jari-jari itu mulai menghampiri selangkangannya kembali, nafas Melly semakin berat, berkali-kali Melly merasakan tubuhnya menggigil , dan merinding hebat.
“Nah Melly, coba sekarang kamu buka bajunya Rania…” Pak Romi memerintahkan Melly, perlahan-lahan ia melaksanakan perintah Pak Romi, tangannya mulai melepaskan kancing baju seragam Rania kemudian menarik lepas baju seragam temannya.
“Sekarang buka BH-nya….” Pak Romi memberikan instruksi lebih lanjut dan Melly melaksanakan instruksi Pak Romi, Rania merapatkan kedua kakinya sambil menyilangkan tangankirinya di depan dada berusaha menyembunyikan buah dadanya yang terekspose dengan bebas, sedangkan telapak tangannya yang satunya lagi berusaha menutupi wilayah intimnya.”bagus.., bagus.. Ha Ha Ha” Pak Romi tertawa senang.
“Nah, Sekarang giliran Rania….., Buka baju ama BH-nya Melly…” Pak Romi meleletkan lidahnya ketika Rania mulai melaksanakan instruksinya.
“Luar biasa….!!” mata Pak Romi berbinar-binar menatap keindahan tubuh Melly dan Rania.
Tangan Pak Romi mencekal pergelangan tangan Melly dan Rania kemudian menyuruh mereka untuk berlutut di sisi kanan dan kirinya.
“Oke.., sekarang biar bapak ajarkan, mata pelajaran pertama yang sangat penting bagi kalian berdua, yaitu belajar menservice penis laki-laki, ” Pak Romi cengengesan dengan wajahnya yang menyebalkan.
“Seperti biasa dan pada umumnya sebelum belajar kita harus membuka buku terlebih dahulu, sebab bagaimana kita mau belajar kalau bukunya tidak kita buka, iya tohh…, nah, karena ini tentang penis, maka bapak sarankan kalian mulai membuka celana bapak… ayooo tunggu apa lagi sih!!! “Pak Romi membentak karena Rania dan Melly tidak menyimak pelajaran darinya.
Mereka saling berpandangan kemudian perlahan-lahan mereka mulai membagi tugas, Melly membuka ikat pinggang Pak Romi sedangkan Rania menarik resleting celananya “Srerrtttt…..!! ” , bersamaan mereka menarik celana panjang Pak Romi sampai terlepas, kini hanya celana dalam itu sajalah yang menutupi selangkangan Pak Romi.
Melly dan Rania memalingkan wajah mereka ketika Pak Romi meraih sesuatu dari balik celana dalamnya. “Sekarang kita mulai pelajaran kedua dengan topik, tanpa keberanian maka semuanya sia-sia, oleh karena itu dalam pelajaran kedua ini kalian harus berani mempergunakan mata kalian, coba lihat benda Bapak yang hebat ini HE HE HE”
“Ayo Rania jangan malu gitu dong ahh, harus berani kaya Melly…” Pak Romi membujuk Rania agar mau menatap batang kemaluannya.
“Ihhhh…gede amat….” Rania tanpa sadar mengungkapkan isihatinya.
“Nah sekarang , selain sebagai alat perasa lidah juga mempunyai fungsi lain, demikian pula dengan fungsi mulut kalian selain untuk makan tentu ada gunanya….juga dalam pelajaran yang satu ini,, julurkan lidah kalian…” Pak Romi tersenyum sambil menekankan kepala Melly dan Rania kearah batang kemaluannya.
“Nahhh…, Ayo belajar baik-baik, dijilat, dihisap…, diciumin….” Pak Romi menyandarkan punggunya bersandar pada kursi empuknya. Sesekali terdengar suara Rania dan Melly yang terbatuk-batuk, mereka belum terbiasa menghirup aroma kemaluan pria yang menyengat.
“Bagus, cukup pandai.., ” Pak Romi mengelus-ngelus kepala Melly dan Rania, bergantian mereka mengecup-ngecupi buah zakar Pak Romi, lidah mereka terjulur-julur keluar menjilati permukaan batang kemaluan Pak Romi yang berwarna hitam kecoklatan.
“Nahh, ini juga dicobain.., kamu pasti suka…” Pak Romi menekan kepala Rania sambil menjejalkan kepala kemaluannya, sementara Melly menatap Rania yang sedang menghisap-hisap kepala kemaluan Pak Romi, mulut Rania bedecakan ketika melumat-lumat puncak kepala kemaluan Pak Romi, sementara kedua tangan Rania menggenggam penis Pak Romi yang besar.
“Raniaaaaa, jangan serakah gitu dong, ayo biar sekarang Melly yang nyicipin ****** Bapak…..”
Rania melepaskan kemaluan Pak Romi kemudian menyodorkannya pada Melly, sebentar Melly menatap kepala kemaluan Pak Romi sebentar kemudian menolehkan wajahnya menatap Rania seolah-olah bertanya seperti apa rasanya. Rania menganggukkan kepalanya seolah meyakinkan Melly kalau mainan baru yang satu ini ternyata sangat mengasikkan. Perlahan lidah Melly terjulur keluar dan memijati kepala kemaluan Pak Romi sebelum memasukkannya ke mulut, Hmmmmm ternyata seperti inilah rasanya kepala penis laki-laki, asin, kenyal,dan gurih. Bergantian Rania dan Melly menservice kemaluan Pak Romi, mulai dari buah zakar, batang kemaluan dan juga kepala kemaluan Pak Romi.
Pak Romi menarik tubuh Rania kemudian membaringkannya kembali di atas meja, tangannya mendekap pinggul Rania dan menggusup pinggul gadis itu sampai posisi vagina gadis itu pas untuk disodok oleh batang kemaluannya, kepala sekolah bejat itu kemudian sibuk berusaha melakukan penetrasi pada lubang vagina Rania yang masih rapat.
“Aaaakkhhh……!! ” Rania membeliakkan matanya ketika merasakan batang kemaluan Pak Romi mulai terbenam, membelah jepitan vaginanya dengan perlahan-lahan.
“Arhhhhh………, Owwwww….. Hkk Hkkkk” Rania menolehkan kepalanya kesamping ketika merasakan seseorang menggenggam lembut tangannya.
“Mellyyyyy….,Ahhhh.., “Rania memiawik sambil menggenggam erat tangan Melly ketika merasakan kepala kemaluan Pak Romi merobek-robek selaput perawannya, Melly membelai-belai kepala Rania, berusaha menenangkan Rania yang sedang diperawani oleh Pak Romi.
Pak Romi terkekeh-kekeh sambil semakin dalam membenamkan batang kemaluannya sampai mentok kemudian ditariknya perlahan-lahan kemudian disodokkannya masuk sekaligus kedalam jepitan vagina Rania.
“Pelan-pelan Pakkk, ” Melly memohon memelas pada Pak Romi, agar Pak Romi menyetubuhi Rania dengan lebih lembut.
“Boleh, tentu boleh…!! Tapi… syaratnya kamu juga harus ikut ngegarap Rania…., kalo nggak Bapak sodok dia kayak gini !! Hihhhhh…..!! ” Pak Romi menggenjot vagina Rania dengan kasar sampai Rania memiawik – mekik kesakitan.
“Jangan…!!, Jangannnn Pakkkk!!, Saya lakukan…..” Tangan Melly menahan gerakan pinggul Pak Romi yang sedang menggenjot-genjot vagina Rania.
Pak Romi tersenyum-senyum ketika Melly mulai duduk di pinggiran meja menghadap ke Rania yang terlentang pasrah, tangan Melly mengelus-ngelus payudara Rania, diusapnya payudara Rania sampai gadis itu menggeliatkan tubuhnya karena kegelian.
“Mell…” gadis itu merintih lirih ketika merasakan remasan-remasan lembut pada gundukan buah dadanya,
”Ahhhh…………… ” Rania mendesah ketika merasakan tangan Melly mencubit putting susunya kemudian mulai menarik-nariknya dengan lembut, sementara Pak Romi mulai mengayunkan batang kemaluannya dengan lembut. Ditekankannya batang kemaluannya yang besar dan panjang itu dalam dalam kemudian perlahan-lahan kembali ditariknya sampai sebatas leher penis kemudian ia kembali menekankan batang kemaluannya dalam-dalam sampai mentok.
“Ahhh…, Ahhhhhhh, Melly” Rania merintih sambil mendekap kepala Melly yang sedang mencumbui puncak payudaranya.
Mulut Melly mengecupi buntalan payudara Rania yang padat dan kenyal, lidahnya terjulur keluar menjalari permukaan payudaranya kemudian menjilati puttingnya sebelum melumat dan mengenyot-ngenyot puncak payudara Rania dengan kuat. Serangan Melly di buah dadanya dan juga genjotan-genjotan lembut Pak Romi akhirnya meruntuhkan dinding pertahanan Rania, dinding itu jebol ketika denyutan-denyutan kenikmatan menerjang tanpa ampun.
“Ahhh… Crrr Crrrrr.. Crrrr…..” Rania memejamkan matanya, Melly agak tercekat ketika menatap Rania, bibirnya agak terbuka sambil mendesis pelan “Ohhhhhhh, nikmatnya……….”
Rania tidak lagi merintih kesakitan ketika Pak Romi mulai melakukan genjotan-genjotan yang agak kuat dan kencang, “Crepppp… Crepppp… Creppppp…” Benda besar dan panjang itu keluar masuk membelah vagina Rania
“Ahhhh Ahhhh Ahhhhh Awwwww….” Rania memiawik – mekik kecil keenakan, tusukan-tusukan pak Romi terasa semakin nikmat, terkadang ia menjerit keras dengan liarnya.
“Raniaa ??!! ” Melly tercengang , Rania yang ia kenal tidak seperti ini, Ohh, kenapa ? apakah tusukan-tusukan batang kemaluan Pak Romi yang membuat Rania berubah menjadi liar seperti ini ???
“Ennnhh Ennnnh Ennnhh… Aaaaaaa” Rania semakin keras merengek ketika Pak Romi semakin kuat menggenjot-genjotkan penisnya.
“Arhhhhh….!! “Rania mengerang keras ketika penis Pak Romi mengaduk-ngaduk vaginanya, pria itu tampak semakin bernafsu menyodok-nyodokkan batang kemaluannya.
“Oahhhhhhh…., Hshhhhhhhh……Hshhhhhh” Rania mendesis-desis, sungguh sulit menahan nikmatnya sodokan-sodokan penis Pak Romi yang membuat Rania berkali-kali terperanjat seperti terkena sengatan listrik tegangan tinggi, dan pada sentakan terakhir ia memiawik kecil
“Ahhhhh…, Pak Rominnn, Crrr Crrrrr…….” tubuh Rania mengejang beberapa detik sebelum akhirnya terkulai dengan lemas, Pak Romi menghela nafas panjang sambil meremas-remas buah dadanya, kepala sekolah bejat itu menarik batang kemaluannya dari dalam jepitan vagina Rania. “Plophhhh”
“Melly.., sekarang giliran kamu he he he” Pak Romi memerintahkan Melly agar duduk di atas kursi empuknya.
“Ayooo…, ngak apa-apa koqq…” Pak Romi membimbing Melly dengan paksaan, dibukanya kedua lutut Melly agar mengangkang ke samping, gadis itu berusaha mengumpulkan keberaniannya ketika kepala Pak Romi menunduk dan mendekati wilayah intimnya, Melly merasa risih ketika merasakan hembusan-hembusan nafas pak Romi yang memburu menerpa permukaan vaginanya.
“AHHHHH…!! ” Melly tersentak ketika merasakan sebuah jilatan dibibir vaginanya, tubuhnya menggigil hebat ketika merasakan ulasan-ulasan lidah Pak Romi menjilati dan mengorek-ngorek belahan vaginanya.
“Slllcckkkk….Sllllcccckkkkk… Slllccckkkkk!! “
“Ennnhhhhhh……” Tubuh Melly kelojotan ketika mulut Pak Romi tiba-tiba mengenyot-ngenyot bibir vaginanya “Uhhhhh!! Crrrr Crrrr Crrrrr” Cairan kenikmatan itu berdenyut berkali-kali dan semuanya habis dikenyot dan ditelan oleh Pak Romi.
“He he he…, Nyamm, Gurih…, Ehmmm” Pak Romi mengangkat kepalanya ,
Melly terdiam dengan wajah merah padam, ketika si kepala sekolah bejat itu berhasil membuatnya mencapai puncak klimaks.
Melly menolehkan kepalanya ke kiri ketika Pak Romi mulai mengarahkan batang kemaluannya pada bibir vaginanya, Melly merintih ketika merasakan gesekan-gesekan kepala kemaluan Pak Romi yang menggeseki belahan vaginanya.
“AHHHHH………!! ” gadis itu memejamkan matanya rapat-rapat ketika merasakan belahan vaginanya dipaksa melar pada saat kepala kemaluan Pak Romi mulai melakukan penetrasi, tubuhnya melenting kemudian terhempas begitu saja.
“Hsssshhhhh…… Awwww…..!! “Melly menatap Wajah Pak Romi sambil berusaha menahan gerakan pinggul Pak Romi, Pak Romi tertawa senang sambil menikmati jepitan vagina Melly pada leher penisnya.
“Uuuuhhhh……” bibir Melly meruncing ketika merasakan penis Pak Romi mulai menekan untuk masuk lebih dalam, Melly menggeliat-geliat resah, bibirnya terus mendesis-desis tanpa henti.
“Awwww…., Aduhhhhh……” Melly mengernyit kesakitan ketika kepala kemaluan Pak Romi bersuka ria merobek-robek selaput daranya,
Sambil meremas induk payudara Melly, Pak Romi menyentakkan batang kemaluan kuat-kuat.”Owwwww……!! “Melly terkulai lemas di atas kursi empuk dengan sebatang penis Pak Romi yang besar dan panjang tertancap dalam-dalam di lubang vaginanya. Air mata meleleh dari sudut matanya, gadis itu terisak menangis sambil menatap wajah Pak Romi, betapa menyebalkannya wajah pria itu, dasar bajingan!! keparat!!
Melly mengumpat dalam hati.
Pak Romi menarik penisnya perlahan-lahan kemudian kembali disodokkannya sekaligus, bibir vagina Melly sampai terlipat kedalam ketika batang kemaluan yang besar dan panjang itu menyodok masuk dengan paksa.
“Hemmmppphhh…..” Melly bertahan agar dirinya tidak berteriak, ia tidak ingin si keparat ini terkekeh senang mendengarnya memiawik-mekik tanpa daya dalam genjotan-genjotan batang kemaluannya.
Pak Romi menggeram kemudian semakin kasar dan liar menarik dan membenamkan batang kemaluannya, begitu kasar, liar dan brutal,
“Clepp.. Cleppp Cleppp….”
“Oawwwww….!! Ampunnn… Pakkkk!! Ampunnnn Ohhhhh” Melly tidak sanggup lagi menahan genjotan-genjotan kasar Pak Romi, Pak Romi malah semakin mempercepat genjotannya, sambil sesekali tertawa senang mendengarkan jeritan-jeritan kecil Melly.
“HHhhsshhh…..” Melly berusaha mengambil nafas sebanyak mungkin ketika Pak Romi membenamkan batang kemaluannya dalam-dalam dan berhenti bergerak, kedua tangan Pak Romi meremasi induk payudara Melly yang sudah basah oleh lelehan cairan keringat, dijepitnya putting susu gadis itu kemudian dipilin-pilinnya putingnya yang sudah meruncing keras. Pak Romi mencekal tungkai lutut Melly sebelah bawah dan mendorong sambil mengangkangkan kedua kaki gadis itu. Posisi kaki Melly mirip huruf “M” yang sangat indah. Melly meringis ketika Pak Romi menarik kembali batang kemaluannya, gadis itu tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Ahhh, AHHHH, Owwww…! Owwwww!” Tubuh Melly tersentak-sentak dengan kuat ketika Pak Romi kembali menggenjot-genjot kasar lubang vagina Melly yang seret dan sempit.
“Ahhhh, kenapa ini ??, Ohh, Ampun, enak bangetttt…..” Melly membatin ketika merasakan genjotan-genjotan Pak Romi yang kasar dan brutal terasa semakin enak. Apa ini yang dirasakan oleh Rania, Hmm, pantesan Rania malah mendesah-desah keenakan ketika digenjot-genjot oleh batang kemaluan Pak Romi.
“Ahhhh… Pak Rominnn, Ahhhhhh….” Melly menatap sayu wajah Pak Romi, menatap laki-laki gemuk itu mengayunkan batang kemaluannya yang besar dan panjang.
“He He He, Gimana pelajaran khusus dari bapak ?? rasanya enak bukan ?? Kamu harus bersyukur dan berterimakasih sama Bapak, nggak semua murid perempuan mendapatkan kesempatan emas ini !!!, Cuma yang cantik-cantik aja, HA HA HA HA” Pak Romi mencekal pinggang Melly kuat-kuat kemudian menghentak-hentakkan batang kemaluannya dengan liar dan brutal sampai Melly melolong panjang “Owwwwww…………hhhhhh”
“Hemmmmmffffff… Ucchhhhh….?” Melly mendesah-desah ketika tiba-tiba lubang vaginanya berkedut-kedut dengan nikmat, ada sesuatu yang keluar tanpa dapat ditahan atau dicegah, semuanya terjadi begitu saja, begitu lega, nyaman, kenikmatan itu membuat Melly merinding.”OHHH…, nikmat banget sichhh……” tanpa sadar Melly mendesis lirih.
Pak Romi meraih pundak Melly kemudian menarik tubuh gadis itu ke arahnya sambil melakukan kocokan-kocokan lembut. Kepala sekolah bejat itu menciumi bibir Melly yang terus mendesah-desah, sesekali dilumatnya bibir gadis itu.
“ckkkk… Ckkkk… Cllllkkkkk, Ohhh,, Hsshhh Ahhh Ckkkk..”
Suara decakan-decakan itu bercampur dengan desahan dan rintihan Melly yang semakin manja dan menggairahkan.Pak Romi menolehkan kepalanya pada Rania yang sedang duduk di pinggiran meja sambil menonton perbuatan mesum antara Pak Romi dan Melly.
“Rania sini…” Pak Romi memanggil Rania, perlahan-lahan Rania mendekati pak Romi.
Kepala sekolah bejat itu menarik pergelangan tangan Rania agar gadis itu ikut berlutut disamping tubuhnya yang gembrot, dengan santai lengan Pak Romi melingkari pinggang Rania, setelah mengecup pipi Rania, Pak Romi kembali menggenjotkan batang kemaluannya menerjang lubang vagina Melly. Melly menatap Rania dengan tatapan matanya yang sayu, berkali-kali bibirnya mendesah-desah lembut, terkadang mengerang lirih, nafas Rania semakin memburu, gadis itu menundukkan tubuhnya dan mengalungkan kedua tangannya pada leher Melly. Dengan lembut Rania melumat bibir Melly.
“Ha Ha HA…, Bagus, Bagus….! ” Pak Romi tertawa senang, sambil menatap kedua muridnya yang lesbi saling berpelukan dan berciuman dengan mesra, kepala sekolah bejat itu menatap pantat Rania yang agak menungging di sisinya, sambil mengocok vagina Melly Pak Romi mencari cari kelentit Rania.
“Offffffhhh…, Ahhhh, Ahhhh Ckk Ckkk….” Rania mendesah-desah ketika merasakan kelentitnya diurut-urut oleh Pak Romi, sementara Melly mendesah resah karena lubang vaginanya terus digenjoti oleh si keparat Romi.
“Ahhhh Ahhhhh… Pak Rominn…..”
“Aduhhh… duhhhh Ahhhhhh… Awwww”
Rintihan-rintihan kedua murid yang cantik itu terkadang disela oleh suara tawa pak Romi yang terkekeh-kekeh keenakan, erangan dan desahan-desahan manja semakin sering terdengar dari bibir mereka.
“Aaaaa…. Hemmmm CRRTTT CRRRRTTT”
“Aduhhhh… AAAAAAA…. Crrr Crrrrr…….”
Pak Romi semakin pede ketika berhasil merobohkan kedua muridnya yang cantik sekaligus. Ia lalu mencabut batang kemaluannya.
“Ehmmm, He he he…..kalian haus??” Pak Romi bertanya pada kedua muridnya, Rania dan Melly menganggukkan kepala sambil menatap dengan pandangan memohon.
“Ayo kalian bersujud di depan ****** Bapak….” tangan kanan Pak Romi berkacak pinggang sedang kan tangan kirinya memegang sebotol teh botol yang sudah dibuka, perlahan-lahan Rania dan Melly berlutut di hadapan penis Pak Romi.
“Kalian boleh minum tapi harus lewat ****** Bapak, ya itung-itung ngerasain teh botol rasa baru,” Pak Romi memiringkan teh botol ditangannya tepat pada Batang Penisnya yang sengaja diarahkan pada wajah kedua muridnya yang cantik.
Rania dan Melly terdiam sambil menatap sedikit air teh yang mengucur di ujung kemaluan Pak Romi, antara rasa haus dan harga diri, itulah yang harus dipilih oleh mereka.
“Gluk… Ceglukk…” berkali-kali Melly dan Rania menelan ludah berusaha membasahi kerongkongan mereka yang terasa kering dan panas sedangkan sedikit air teh yang mengucur di ujung penis Pak Romi begitu menggoda mereka.
“Slccckkk… Slllccckkkk,, Glekkk,,, Srrrrrrpppp… Srrrpppp” Melly langsung menyeruput air teh yang mengucur di ujung penis Pak Romi, untuk mengghilangkan rasa dahaga yang menyiksanya.
“HA HA HA HA HA HA…..” Pak Romi tertawa senang, suara tawanya semakin keras ketika Rania mengikuti jejak Melly.
“Buka mulut kalian lebar-lebar….” Pak Romi memerintahkan agar Melly dan Rania membuka mulut mereka, ia mengarahkan kepala kemaluannya pada mulut Rania yang ternganga, kemudian menuangkan air teh melalui batang kemaluannya
“Cerrrrrrr………” terdengar suara air teh yang sedang mengisi rongga mulut Rania, selesai mengisi mulut Rania, Pak Romi mengarah kepala kemaluannya untuk mengisi rongga mulut Melly.
“Glukkk… Glukk”
“Ceglukk…. Gluk”
Rania dan Melly yang kehausan menelan air teh di rongga mulut mereka, pak Romi berulang kali mengisi mulut kedua muridnya yang terus menganga kehausan.
“Nahhh, gimana rasanya ?? teh botol rasa ****** , HA HA HA” Pak Romi tertawa terbahak-bahak, ada sensasi tersendiri ketika melecehkan kedua muridnya yang cantik.
Pak Romi mencekal pergelangan tangan kedua muridnya dan menarik mereka berdua berdiri, “Nahhhh , kalian sudah belajar dient*t dan terus terang, Bapak sangat salut pada kalian berdua, memiaw kalian rasanya enakk banget…, seret, peret pisannn…, top abis dahhhh….!! TWO THUMB UP BUAT memiaw KALIAN !! ” (Hemmmmm??? Waduh….kayaknya istilahnya familiar amat ^^ )
“Setelah pelajaran dient*t, kurang sreg rasanya jika kalian tidak belajar untuk melakukan pembalasan…., nah ini dia pelajaran selanjutnya, kalianlah yang harus belajar ngent*tin Bapak…. He he he…..” Pak Romi menarik Melly dan Rania ke arah kursi sofa panjang di ruangan kepala sekolah yang biasanya dipakai untuk menjamu tamu.
Tubuh Pak Romi duduk santai di atas kursi sofa, Melly dan Rania saling berpandangan. Harap-harap cemas, berharap untuk kembali menggapai puncak kenikmatan namun cemas menghadapi sodokan-sodokan maut pak Romi.
“Nah, Rania…, Coba kamu naik kemari,”
Rania menaiki tubuh Pak Romi, kedua tangannya berpegangan pada bahu pak Romi untuk menjaga keseimbangan tubuhnya, Posisi Rania Mirip seperti Orang yang sedang berjongkok untuk buang air kecil.
“Oke, sekarang kamu dudukin kepala ****** Bapak Pakai memiaw Kamu…, Ayooo…, jangan ragu-ragu….”Pak Romi membantu dengan menarik pinggang Rania untuk turun.
“Sllllleeeeeppppphhhhh ” Perlahan-lahan kepala kemaluan Pak Romi kembali membelah vagina Rania. “Aaakkhhh….” kepala Rania terangkat keatas sambil mendesah panjang merasakan batang kemaluan Pak Romi kembali tertancap di lubang vaginanya, Rania berusaha menekankan vaginanya ke bawah, lelehan keringat kembali bercucuran membasahi tubuh gadis itu.
“Sekarang kamu ayun-ayunkan pinggul kamu… Ayoo…” Pak Romi menanti aksi Rania selanjutnya, sambil menggigit bibir Rania mulai bergerak mengayun-ngayunkan pinggulnya.
“Lebih cepat !!.. Lebihhh kuatttt….!! ” Pak Romi menyemangati Rania agar lebih aktif lagi melakukan Pr-nya.
“Ayoo,,, terusss,,!! perkosa Bapak, Rania…,!!” Pak Romi membantu Rania dengan menarik-narik pinggulnya untuk turun dengan lebih cepat dan kuat.
“Pakkk… Rominnn!! Enakkkk…, Pakkkkkk….” Rania menjerit liar, sambil menghempas-hempaskan pinggulnya dengan lebih cepat.
Payudara Rania yang membuntal padat bergerak-gerak dengan indah di dadanya, Pak Romi Langsung mencaplokinya bergantian dari yang kiri dan yang kanan.
“Utsssss….!! Crr Crrr Crrrr…..” gerakan Rania tiba-tiba terhenti, tubuhnya mengejang , Rania merintih lirih dan terkulai lemas dalam dekapan Pak Romi.
Pak Romi mendorong tubuh Rania kesamping kanan, gadis itu bersandar lemas dengan posisi kedua kakinya sedikit mengangkang.
“Ayo.., Melly sekarang kamu yang berlatih….”
Pak Romi terkekeh-kekeh sambil membantu memegangi pinggang Melly yang berusaha menaiki tubuh Pak Romi yang gembrot.
Nafas Melly memburu kencang ketika merasakan kepala kemaluan Pak Romi yang tidak tahu malu itu kembali menerobos Belahan Vagina gadis itu.
“Ahhhh…. Hsssshhhhhhh…..” Melly mendesis, tubuhnya melenting ke belakang sehingga buah dadanya semakin menonjol, sebuah kesalahan fatal karena Pak Romi justru memanfaatkan moment tersebut untuk mencaploknya, rakus sekali pria itu melumat-lumat payudara Melly yang segar sampai itu sepuas-puasnya.
“Nahhh, ayoo, mulai berlatih…!! ” Pak Romi sudah tidak sabaran ingin mewariskan pelajaran penting untuk Melly.
“Susah Pakkk, susahhhhh…..” Melly tampak kesulitan
“Makanya jangan terlalu tegang begitu santai saja…. Ayo coba lagi…Bapak yakin kamu bisa melakukannya !! “
“Hsssshhh… Ahhhhh Haaaaasssshhhh….” Melly mulai dapat melakukan tugasnya dengan baik, bahkan lebih pandai dari Rania karena Melly tampak lihai menggoyang-goyangkan pinggulnya seperti orang main hulahop.
“Wahhhhh…, rupanya kamu punya bakat terpendam!! ” Pak Romi tersenyum sambil meremas buah dada Melly.
“Ahh Ahhh Ahhh….” Melly mulai belajar untuk menghempas-hempaskan pinggulnya, gadis itu menjerit-jerit liar sambil merengek-rengek manja
“Wahhh…, kamu nangtang Bapak rupanya..,,, Baik bapak layani…!!” Pak Romi menyodokkan batang kemaluannya ke atas ketika Melly menghempas-hempaskan vaginanya kebawah.
“Ohhhh…., Pakkkk!!, Lebih kerassss….!! Ahhhhh terusss Pakkk…” Melly sudah kehilangan jati dirinya, yang ada hanyalah kenikmatan demi kenikmatan yang terasa ketika vaginanya disodok-sodok oleh batang kemaluan Pak Romi.
“AHHHHH……!! Crrr Crrrr” Melly mengalungkan kedua tangannya pada leher Pak Romi sambil menghempaskan vaginanya kebawah kuat-kuat, nafasnya tersendat-sendat ketika cairan-cairan kenikmatan itu berdenyut keluar.
Melly menolehkan kepalanya ke belakang ketika merasakan pinggulnya di dorong ke samping oleh seseorang, rupanya Rania ingin melanjutkan permainan barunya. Melly sedang asik-asiknya menonton Rania yang sedang menghempas-hempaskan pinggulnya dengan liar ketika terdengar bunyi
“Cklekkk…..!!”
“Owww….!! ” Melly dan Rania berseru terkejut ketika seseorang menerobos masuk diikuti beberapa orang guru di sekolah itu.
“Ohhhh…, Pak Jokogg….!! Silahkan….” Pak Romi mempersilahkan Pak Joko untuk masuk.
“Wahhhh…, lagi asik rupanya, Maaf nih saya jadi menggangu Pak Romi ” Pak Joko menutup kembali pintu ruangan itu.
“Ohhh, Tidak apa…, saya justru senang Pak Joko mau ikut bergabung, dan memberikan informasi penting tentang korban kita berikutnya… he he he” Pak Romi terkekeh-kekeh sambil meremas-remas buah pantat Rania.
Tampaknya akan segera terjadi pertempuran tidak seimbang, antara Rania dan Melly melawan Pak Romi cs. Setelah mengunci pintu Pak Dadang, Pak Ahmad, Pak Djono dan Pak Joko mulai melepaskan pakaian mereka masing-masing, Empat batang kemaluan teracung-acung mendekati mangsa mereka.
Pak Djono menggesek-gesekkan kepala penisnya pada belahan pantat Rania yang halus lembut. Pak Romi terkekeh – kekeh sambil mendekap punggung Rania kuat-kuat agar posisi Rania lebih menungging. Pak Djono menekankan kepala kemaluannya kuat-kuat pada lubang anus Rania. Gadis itu mengerang, lubang anusnya mengkerut ketakutan sehingga kepala kemaluan Pak Djono sulit melakukan penetrasi.
“Hemmmm,masih susah…He he” ujung jempol kanan Pak Djono menekan kuat-kuat pinggiran anus Rania berusaha agar lingkaran anus gadis itu sedikit melar dan merekah, kemudian tangan kiri Pak Romi mengarahkan ujung kemaluannya pada lubang anus Rania dan menekan lubang yang sedikit merekah itu kuat-kuat.
“AWWWWWW….!” Rania menjerit keras kesakitan ketika dengan satu sentakan yang kuat kepala kemaluan Pak Djono menjebol lubang duburnya,
“Arrrhhhhh… Arhhhhhhh…. Errrrhhhhhh” Rania berulangkali ketika Pak Djono menekankan batang kemaluannya lebih dalam menyodomi lubang anus Rania.
“Hegghhhhh…..” Mata Rania membeliak kemudian terpejam rapat disertai rintihan-rintihan kecil ketika merasakan batang kemaluan Pak Djono memasuki lubang anusnya lebih dalam dan lebih dalam lagi, sampai akhirnya pantat Rania bergesekan dengan perut Pak Djono.
“Ahhh Ahhh Ahhhh Ahhhh….” Terdengar suara-suara menggairahkan dari bibir Rania ketika dua batang kemaluan itu berlomba menyodok-nyodok lubang vagina dan lubang anusnya.
“Creppp Creppp Crepppp….”
“Plokkk… plokkkk… Plokkkk” Suara lubang vagina dan lubang anus Rania yang sedang dikocok habis-habisan oleh batang kemaluan Pak Romi dan Pak Djono.
Pak Joko mencekal pergelangan tangan Melly dan menarik gadis itu untuk berdiri, kedua tangan Pak Joko membelit pinggangnya kemudian dengan nafsu yang menggelegak bibir Pak Joko mencaplok bibir gadis itu, tubuh Melly melenting-lenting ke belakang ketika Pak Joko melumat dan mengulum-ngulum bibirnya, Melly mendorongkan kedua tangannya pada bahu Pak Joko, murid cantik itu berusaha melepaskan lumatan Pak Joko dari bibirnya, setelah berusaha beberapa saat…..
“Auhhhh… Ohhhh… Hmmmm Hmmmmm” bibir Melly akhirnya terlepas dari lumatan Pak Joko yang ganas dan liar, namun hanya sesaat sebelum akhirnya bibir Melly kembali menjadi bulan-bulanan Pak Joko.
“Hemmm… Mhhh… Mmmmmhhhhh” kali ini Melly lebih sulit untuk melepaskan bibirnya karena tangan kiri Pak Joko menekan belakang kepala gadis itu kuat-kuat, Pak Joko yang atletis, berotot, dengan kulitnya yang kecoklatan mendekap erat-erat tubuh Melly, sambil terus melakukan lumatan-lumatan dan kuluman kuluman mautnya, sampai hati Pak Joko puas.
“Uhhhh….” Melly pasrah ketika tangan Pak Joko yang kekar mendekap pinggulnya kemudian mengangkatnya keatas, Pak Joko yang berotot mirip Ade Rai mendesakkan tubuh Melly kesudut ruangan. Tubuh Melly tergantung di udara, posisi buah dada Melly pas banget di hadapan wajahnya.
Perlahan-lahan Pak Joko menjulurkan lidahnya dan menjilat lembut putting susu Melly yang berwarna pink kecoklatan. Nafas Melly semakin tidak beraturan ketika merasakan jilatan-jilatan Pak Joko yang lembut bergantian di kedua puncak payudaranya, mengulas-ngulas putting susunya dan sesekali memutarinya
“Ohhh, Pakkk… Ahhhh!!” Melly mendesah ketika merasakan mulut Pak Joko mencaplok kemudian menghisap lembut puncak payudaranya sebelah kanan mulut, gerakan mulut Pak Joko tampak seperti sedang mengunyah payudara Melly bergantian dari yang kanan ke yang kiri.
Sambil tersenyum pak Joko merebahkan tubuh Melly di meja, disibakkannya kedua kaki gadis itu agar mengangkang
“OHHHHH…!!!….” Melly bergidik ngeri menatap kemaluan Pak Joko, kalau soal panjang sih kurang lebih sama dengan panjang kemaluan Pak Romi namun yang mebuat Melly bergidik ngeri adalah bulatan batang kemaluan Pak Joko yang hampir dua kali lipat bulatan kemaluan Pak Romi,
“Ahhhh….” punggung Melly sampai terangkat kemudian terhempas kembali ketika merasakan kepala penis Pak Joko mulai menekan berusaha membongkar jepitan vaginanya, agak lama juga Pak Joko berusaha
“EENNNNHHHHH… AWWWWW….!! ” nafas Melly tertahan-tahan ketika kepala kemaluan Pak Joko tiba-tiba mencelat masuk.
“Ha HA Ha, Akhirnya masuk juga, hajar langsung..!! “
“Ayo Pak Joko sodok yang kuat…!!”
Pak Dadang dan Pak Ahmad menyemangati Pak Joko. Pak Joko menatap Melly yang tergolek tanpa daya sambil menatap padanya dengan pandangan mata yang memelas.
“Aduhh….Awwwww, Essshhhhhhhh, Owwwww.” Melly mengaduh ketika Pak Dadang dan Pak Ahmad meremas-remas buah dadanya dengan kasar, kemudian mencubit kuat-kuat putting Melly sampai ia merintih-rintih kesakitan.
“Hmmmmm… ” kening pak Joko berkerut setelah mencabut batang kemaluannya, Pak Joko meraih tubuh gadis itu kemudian diangkatnya tubuh Melly dengan hati-hati sambil melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu.
“Yahhh, koq dibawa sihh…!!”
“Lohhh mau ke mana Pak Joko…!!”
“Mau keluar” Pak Joko menjawab singkat kemudian melangkahkan kakinya menjauhi ruangan kantor Pak Romi,
“Nahhh…” Pak Joko mendudukkan Melly disalah satu bangku panjang yang terbuat dari kayu, gadis itu menundukkan kepalanya ketika Pak Joko duduk di sebelahnya.
“Cuphhhh….” dengan lembut Pak Joko mengecup pipi Melly, tangannya merayap ke arah selangkangan Melly kemudian berbisik di telinga gadis itu “Masih sakit ya ??”
“Atau kamu cape?? ” dengan mesra Pak Joko memeluk tubuh Melly, entah kenapa Melly merasa mendapat perlindungan dari Pak Joko, kalau tidak dirinya pasti sudah dikerjai habis-habisan oleh Pak Dadang dan Pak Ahmad, Melly terisak menangis dalam pelukan Pak Joko.
“Sudah.. , sudahh, cupphh, cuphhh…” Pak Joko menciumi kening Melly sambil membelai-belai punggung gadis itu dengan penuh perasaan, Melly memasrahkan dirinya dalam pelukan Pak Joko, ada rasa aman ketika Pak Joko yang tinggi dan berotot seperti Ade Rai itu memeluk mesra dirinya, tanpa terasa Melly tertidur dalam pelukan mesra Pak Joko, dengan lembut Pak Joko mengusap-ngusap rambut gadis itu.
Berbeda dengan Melly nasib Rania lebih mengenaskan, dua batang penis berkali-kali ditancapkan dengan kasar oleh pemiliknya ke dalam lubang vagina dan lubang anus gadis itu, sementara buah dadanya menjadi mainan Pak Dadang dan Pak Ahmad.
“Ahhhh…, Ohhhhh, ampun Pak Aduhh Awwww…., jangan…!!” Rania meringis-ringis sambil berusaha menepiskan tangan Pak Dadang dan Pak Ahmad yang menggerayangi payudaranya.
“Ennnngghhh… Aduhhh…!! Crrrtt.. Crrrttttt….!! ” Rania merintih lirih.
Tubuh gadis itu berkelojotan beberapa saat.
“HA HA HA, Aduh !!! enak katanya …..” Pak Dadang mengolok-olok Rania.
“Iya…, pengen terus dirojok…!! “Pak Ahmad ikut meledek sambil meremas induk payudara Rania kuat-kuat.
“Ooo, begitu ya…, kayak gini? Hihhh….!! ” Pak Romi berkali-kali menyodokkan batang kemaluannya ke atas.
“Bukan seperti itu Pak Romi, kayak gini baru benar…!! ” Pak Djono tidak mau kalah menggenjot kuat-kuat lubang anus Rania.
Dua batang kemaluan milik Pak Romi dan Pak Djono berlomba-lomba menusuk, menyodok dan menghajar lubang anus dan vagina gadis itu tanpa mempedulikan Rania yang mengerang-ngerang kesakitan, kedua lubangnya terasa panas akibat dikocok-kocok dengan kasar.
“Aowwwhhhh… Hekkkk….!!” kepala Rania terangkat ke atas ketika Pak Romi dan Pak Dadang bersama-sama membenamkan batang kemaluannya,
“Croooorrrrrttt….!! “
“Kecroooottttt……”
Gerakan-gerakan brutal itu mendadak berhenti,
“Wahhh, sepertinya giliran kita nih…! ” Pak Dadang menarik Rania, Pak Ahmad cuma tersenyum kemudian langsung bergabung dengan Pak Dadang.
Rania dipaksa menungging di atas lantai,
“Emmmmm, Hemmmmhhh….” mulut Rania terisi penuh oleh batang kemaluan Pak Ahmad sementara Pak Dadang tersenyum sambil menimbang-nimbang, lubang manakah yang sebaiknya disodok, anus atau vagina.
“Lohhh, Pak Dadang koq malah diam?? hemmp, Ahhhh, sedappnya…!!” tangan Pak Ahmad mendekap kepala Rania sambil memaju mundurkan batang penisnya keluar masuk kedalam mulut gadis itu.
“Ha Ha Ha, habis saya bingung mau yang mana?? soalnya dua-duanya tampak menggiurkan….tapi ya sudah saya pilih yang ini aja dechhh buat pemanasan” Pak Dadang menggesekkan kepala kemaluannya pada belahan lubang vagina Rania kemudian dengan gerakan-gerakan menyentak ia membenamkan batang kemaluannya, kedua tangannya mencekal kedua pergelangan tangan Rania kemudian menarik tangan Rania kebelakang “Ayo, Pak Ahmad, biar saya bantu… biar Pak Ahmad lebih enak…”
“Hemmmppphh Hemmmmhhh, Emmmmmm” Rania mendelikkan matanya ketika lubang vaginanya disodok kuat-kuat oleh batang kemaluan Pak Dadang, sedangkan kerongkongannya dirojok oleh batang kemaluan Pak Ahmad.
Wajah Rania mengernyit-ngernyit, tampaknya ia sangat menderita, sementara kedua guru bejat itu malah terkekeh-kekeh keenakan.
“Anjinggg…!! Whuaduhhhhh….!! ” Pak Ahmad memaki sambil menarik batang kemaluannya darid alam mulut Rania, kemudian
“Plakkkkkk…..” Pak Ahmad menampar wajah Rania kemudian menjambak rambutnya, Rania hanya mengerang tak berdaya,
“Lohhh ?? ada Apa Pak Ahmad ?? ” Pak Dadang bertanya keheranan.
“Dia ngigit ****** saya…!! Sialan.. Plakkkk…!!!” Pak Ahmad kembali menampar wajah gadis itu kemudian menjambak-jambak rambut Rania.
“Kurang ajar..!! Berdiri..!! ” Pak Dadang mencabut batang kemaluannya kemudian memaksa Rania untuk berdiri.
Pak Ahmad mencekal dan mengangkat tungkai lutut kanan Rania sebelah bawah, kemudian “Jrebbbb Jrebbbb.. Jrebbbbbb…, berani kamu ya, Hihhh!! “
Disodok-sodoknya lubang vagina Rania sekuat tenaga..
“AWWWW….. AWWWWW…..” Rania menjerit panjang ketika merasakan lubang anusnya dipaksa menerima kehadiran batang kemaluan Pak Dadang. Setelah membantu menopang tungkai lutut kanan Rania, pak Dadang dan Pak Ahmad berlomba marathon merojok-rojokkan batang kemaluan mereka dengan kasar.
“Murid seperti ini yang harus diajar adat, tidak menuruti nasehat gurunya !!”
Sesekali Pak Dadang menjambak rambut Rania sambil menggecakkan batang kemaluannya kuat-kuat.
“Betul Pak Dadang.., Ayo kita kasih pelajaran murid sialan ini !! “Pak Ahmad menghantamkan batang kemaluannya kuat-kuat.
“Ayo Pak Ahmad kita kocok yang kuat…” Pak Dadang tambah liar.
“Aduhhh… Ahhhhh… Awwwww, ampun Pakkk ampunnnnn….” Rania mejerit-jerit kewalahan, tubuhnya terjepit tanpa daya di antara tubuh Pak Dadang dan Pak Ahmad, Rania mengerang panjang kemudian terkulai jatuh tidak sadarkan diri.
Sementara di sebuah bangku kayu panjang, Melly membuka matanya ketika merasakan rasa geli di bibir vaginanya,
“Emmmm…….” Tubuh gadis itu menggeliat lemah, setelah terbangun dari tidurnya tubuhnya terasa segar. Tangan Melly terjulur membelai lembut kepala Pak Joko yang sedang menjilati bibir vaginanya
“Ehhh…, Maaf .., tidur kamu jadi terganggu ya ?? ” Pak Joko menengadahkan kepalanya ketika merasakan belaian Melly.
Melly menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum sambil membuka kedua kakinya lebar-lebar
“Ceglukk..! “Pak Joko menelan ludah, matanya menatap tajam pada belahan vagina Melly yang sedikit merekah, perlahan-lahan Pak Joko kembali menundukkan kepalanya dan mengencup belahan vagina Melly yang merekah.
“Ahhhhhh……… Pakkk, “Melly mendesah panjang ketika merasakan bibir vaginanya diemut oleh Pak Joko, berkali-kali tubuhnya menggelepar ketika mulut Pak Joko mencaploki vaginanya dengan lembut.
Tangan Pak Joko menarik bibir vagina Melly kemudian melumat isinya. Cairan kewRaniaan Melly semakin banyak meleleh membasahi lubang vaginanya, pak Joko mulai mengambil posisi sambil mengarahkan batang kemaluannya dan menggesek – gesek lubang vagina Melly yang sudah basah.
Melly menahan nafas ketika merasakan kepala kemaluan Pak Joko mulai menekan dan berusaha membelah jepitan lubang vaginanya. Kepala Melly terangkat keatas, matanya mengerjap-ngerjap, bibir gadis itu sedikit terbuka merekah ketika perlahan-lahan kepala kemaluan Pak Joko mulai membelah dan menancap di vaginanya. “Haa, Emmmfffhhhh….
” Tiba-tiba tubuh Melly mengejang dan terkulai dengan nafasnya yang tersendat-sendat.
“Sakit ?? ” Pak Joko bertanya, ia membelai rambut Melly
Sambil tersenyum Melly menggelengkan kepalanya, walaupun vaginanya terasa seperti kram dan ngilu menerima kehadiran batang kemaluan Pak Joko, Melly ingin memberikan yang terbaik untuk Pak Joko.
Tubuhnya menggeliat-geliat ketika Pak Joko membenamkan batang kemaluannya, sesekali Pak Joko menahan batang kemaluannya ketika Melly meringis, kemudian pelan-pelan ia kembali melanjutkan membenamkan batang kemaluannya sampai mentok, perlahan-lahan Pak Joko mengaduk-ngaduk vagina Melly dan menggecakkan batang kemaluannya mendesak-desak lubang vagina Melly yang sempit.
Perlahan-lahan Pak Joko mulai menarik dan membenamkan batang kemaluannya, berkali-kali Melly terperangah dan terperanjat keenakan ketika Pak Joko mulai menaikkan tempo genjotannya.
“Aaaahhhh….!! ” Melly menjerit keras kemudian
“Crrr.. Crrrrrr.. Crrrrrr, Ennhhh Pakkk…!!”
Pak Joko menghentikan gerakannya membiarkan Melly meresapi kenikmatan puncak klimaks yang baru saja diraihnya, setelah itu barulah Pak Joko kembali menarik dan membenamkan penisnya berulang kali.
“Cleppp.., Clepppp, Clepppp, Clepppp ” suara vagina Melly berdecakan menikmati sodokan-sodokan batang kemaluan Pak Joko yang semakin kuat menggenjot-genjot vaginanya.
“Auhhhhh….!! Aaaaa…..Ennnakkkkk, Ahhhhhhhh, terus Pakkk” Melly kehilangan kendali dibawah genjotan-genjotan batang kemaluan Pak Joko.
“AHHHH, AHHHHHHHHHHH…!! Pak Jokogggg….. Ohhhhhh” Melly menggoyangkan pinggulnya menyambut datangnya klimaks.
“Wahh…!? Mellyyyyyy, Ya Ampunnnn,!! enak banget….!! Aohhhhh!!” Pak Joko memanas-manasi Melly agar gadis itu lebih rajin menggoyangkan pinggulnya.
Pak Joko mendekap pinggul Melly sambil menjatuhkan tubuhnya ke belakang, kini Mellylah yang memegang peranan penting dalam persetubuhan itu. Nafas Pak Joko terasa sesak ketika Melly mengibaskan rambutnya ke belakang, cantik sekali ketika gadis itu menatapnya sambil tersenyum malu.
Pak Joko tambah sesak nafas ketika Melly menundukkan wajahnya, tangan Pak Joko mengelus-ngelus pinggang dan pinggul Melly sambil membalas lumatan Melly dengan lembut. Melly menumpukan tangannya pada dada Pak Joko yang berotot kemudian sambil tersenyum ia menghempas-hempaskan vaginanya.
“Ahhhh.. Ahhhhh…. AHHHHH” desahan-desahan Melly terkadang terdengar keras ketika Pak Joko sesekali menghentakkan batang penisnya ke atas kuat-kuat menyambut hempasan vaginanya.
Mata Pak Joko menatap payudara Melly yang melompat-lompat dengan indah, kedua tangannya meremas payudara itu, kemudian mengelusi putingnya.
“Hssshhh Hsssssshhh Ahhhh Pakkk, Ohhhh enak sekali!! pakkk…Awwww… Awwwwwkkkssshh.” tangan Melly kini berpegangan pada tangan Pak Joko yang sedang meremasi induk payudaranya, hempasan vaginanya semakin lama semakin kuat dan cepat, berkali-kali Melly menjerit liar melampiaskan nafsu birahi yang meledak-ledak dengan hebat.
“Unnnnhhhh….!! Blukkkkkk…..” tubuh Melly tiba-tiba roboh sambil menggeliat-geliat “Crrrr Crrr….” Melly tersenyum puas, kedua matanya terpejam-pejam, vaginanya terasa berkedut-kedut memuntahkan cairan klimaksnya.
Pak Joko berbisik lembut “Kita coba sambil berdiri ya….”
Melly mengangguk, gadis itu bangkit dari atas tubuh Pak Joko. Pak Joko memeluknya dari belakang, gadis itu kegelian ketika Pak Joko mencumbui tengkuknya, kemudian melakukan hisapan-hisapan lembut di lehernya. Melly membusungkan susunya ke depan sambil mengalungkan kedua tangannya ke belakang leher Pak Joko ketika merasakan telapak tangan pria itu mengusapi bulatan susunya sebelah bawah.
“Lembut sekali…indah, Hemmmmm…” Pak Joko menggerayangi buah dada Melly sambil berkali-kali memuji keindahan dan kemulusan payudaranya yang sedang kenyal-kenyalnya akibat dirangsang oleh Pak Joko. Dijepitnya putting Melly kemudian dipilin-pilinnya dengan lembut, terkadang tangannya menggoyang-goyangkan bongkahan dada Melly.
“Melly, Bapak pengen nyodomi kamu ya..” Pak Joko meminta dengan sopan
Melly terdiam agaknya ia ragu-ragu, namun kemudian mengangguk pasrah.
“Nungging sayang, nahhhh….” Pak Joko meminta agar Melly bersedia menunggingkan bokongnya, tangan Pak Joko menekan buah pantat Melly sampai anus gadis itu terekspose dengan jelas.
“Haaaaaaaa…..” Melly menarik nafas panjang merasakan desakan kuat di lubang anusnya, kening gadis itu berkerut sedangkan mulutnya membentuk huruf “O”, tubuhnya berkali-kali terdorong ketika Pak Joko menghentakkan kepala kemaluannya berusaha melakukan penetrasi.
“ARRRRRWWWHHHHH……!! “gadis itu menjerit keras ketika satu tusukan yang kuat tiba-tiba memaksa lubang anusnya untuk merekah, kemudian kemaluan Pak Joko menyodok pintu duburnya dengan sentakan-sentakan yang kuat.
Pak Joko menahan pinggul Melly yang hendak melarikan diri, leher penisnya tertancap mengait lubang anus Melly yang merekah dan berkedut-kedut kuat mencengkram leher kemaluan Pak Joko. Lutut Melly goyah, perlahan-lahan, tubuh gadis itu melorot turun dan bersujud dengan posisi kedua lututnya yang sedikit mengangkang, Pak Joko ikut turun bersujud di belakang tubuhnya. Tangan Pak Joko yang kekar dan berotot membelit tubuh Melly dan memeluk erat-erat tubuh gadis itu, Pak Joko mendesakkan batang kemaluannya,
sampai selangkangannya menyatu erat dengan buah pantat Melly yang bulat padat dan terasa halus ketika bergesekan dengan selangkangan dan perut Pak Joko yang berotot. Melly menolehkan kepalanya menyambut datangnya bibir Pak Joko yang melumat bibirnya.
“Hmmmfffhhhh… Mmmmmmhhhh…., Mmmm” bibir Pak Joko melumat-lumat bibirnya sementara kedua tangan Pak Joko merayap ke depan mengelus lembut puncak payudaranya kemudian meremas-remas gundukan buah dadanya. Pada saat yang bersamaan Pak Joko memompakan batang kemaluannya keluar masuk menyodok-nyodok lubang anusnya.
“Unngghh, Unnnggghhh, Unnnnnnnhhhh….!! ”
berulang kali Melly mengeluh ketika merasakan sodokan-sodokan Pak Joko yang semakin lama semakin keras dan kencang merojok-rojok lubang anusnya.
“Plokkk.. Plokkkk… Plokkkkk.. Plokkkk……”
Suara hantaman selangkangan Pak Joko ketika membentur pantat gadis itu, Entah kenapa Melly malah rela biarpun lubang anusnya terasa sakit ketika disodok-sodok kuat oleh Pak Joko, sambil menggeliat-geliat perlahan-lahan Melly mengalungkan kedua tangannya ke belakang.
“Hemmmm, He he he he….” Pak Joko semakin betah meremas-remas buah dada yang sengaja dibusungkan oleh pemiliknya, begitu kenyal, halus, putih dan lembut. Sesekali Pak Joko mencium gemas pipi Melly kemudian mengecupi dan mencumbui lehernya.
“Enn Ngaaahhhhhhhhhhh…..!! Crrr Crrrr Crrrrr”
“WHOWWW… Kecroootttt… Crooootttttt…..”
Gadis itu menyandarkan kepalanya ke belakang, entah kenapa Melly tidak merasa seperti sedang diperkosa oleh Pak Joko. Mungkin karena Pak Joko begitu baik dan perhatian??? Tubuh Pak Joko yang tinggi besar dan berotot seperti Ade Rai tidak dapat menyembunyikan hati Pak Joko yang lembut.
Pak Romi mengangkat Hpnya
“Haloo, Oohhh kamu ?? gimana ??”
“Ha Ha Ha Ha…bagus-bagus mantap…., rencana yang bagus ” Pak Romi terkekeh sambil membayangkan santapan lezat selanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar